Selasa, 28 April 2009

puisi puitis

Kembali

Malam ini…….
Terasa lebih sendu
Meskipun awan telah berlalu
Masih terasa sangat sepi
Meskipun jerit jangkrik menemani
Jiwakupun meleleh
Semakin perih saat air mata mulai menetes
Luka miris penuh praduga
Dalam mengumpulkan sisa kekuatan jiwa yang sedang berprasangka
Sebongkah kerinduan pada alam yang pernah menawarkan kebahagiaan
Kini hanya tinggal secercah pengharapan untuk datang yang kedua kali
Seperti air.........
Di sebuah padang pasir yang tandus
Pengharapanku pada alam yang telah berlalu, sia-sia...
Perasaannku hanya menjadi sebuah oase tak penting untuk di hiraukan
Sedang haraapanku hanyalah fatamorgana
”Berharap”
Menjadikanku lemah
”Bergantung”
Menjadikanku semakin lemah
Tatkala tak terhiraukan lagi bahwa alam ada yang memiliki
Menjadikanku semakin terjun di kedalaman duka
Disaat hati semakin melirik pada sebuah bias
Kerinduan untuk kembali........
Bukan sekerdar hasraat yang tak terpenuhi
Melaikan sebuah kepastian hati
Untuk menyemai rindu dari dasar dada
Agar riak-riak cinta tumbuh bersemi
Pada Pemilik alam yang telah sekian lama sempat terlupa
Tersisih dari tepian jiwa mengingat kepalsuan alam
Wahai Sang Pemilik
Pemelihara alam
Engkau lebih tahu saat ini yang daku butuhkan
Maka penuhilah..........
Sambutlah dan jadikan daku pemuja-MU
Jangan hentikan laju persada kerinduanku pada-MU
Terpakan padaku badai kerinduaan berjumpa dnegan-MU
Sampai diri yang hina ini terkapar di bumi-MU
Mati hati pada yang lain
Penuh damai menuju persinggahan-MU
Izinkan daku menyemai kenikmatan saat bermunajat pada-MU
Lalu izinkan daku........
Izinkan daku berahir dalam pelukan-MU

Kebanyakan dari kita

Kebanyakan dari kita...........
Berpihak pada sesuatu yang nyata oleh mata
Dan cenderung ingkar pada hal yang tidak bisa di rasa
Kebanyakan dari kita...............
Seakan dicipta hanya untuk sesuatu yang fana
Rela menjadi pelayan nafsu dunia
Kebanyakan dari kita...........
Seakan tiada lagi memiliki hati nurani
Mencipta zona penghambaan dengan memperturutkan nafsu birahi
Kebanyakan dari kita.........
Terpesona ringkikan kuda
Biarpun kesaksian melihat syaitan
Menutup telinga dari kokokan ayam
Meskipun kesaksian menyata bahwa malaikan keberkahan berjalan beriringan
Dunia mampu menawan
Nafsu senantiasa mengekang
Menjadikan akal buntu tuk berfikir tentang ke-Tuhanan
Yang akhirnya.........
Manusia tenggelam di laut dosa
Yang akhirnya.........
Manusia terseret di lembah kehinaan
Yang akhirnya....
Manusia larut dalam pusara kegelisahan
Yang akhirnya....
Manusia jatuh dalam jurang penyesalan tidak bertepi
Sampai akhir perjalanan hidup
Menjadi semakin dekat dan berakhir
Yang akhirnya.......
Allah tidak meridhoi
Astagfirulloh.................................


Pertanggungjawaban

Hidup adalah pertanggungjawaban
Setipis apapun kanvas kita mencoret
Selembut apapun tinta menyapu
Tetap membekas
Tak mungkin lepas dari Sang Pengawas
Setiap kali kanvas menari
Dan tinta menyapa
Seketika organ menjadi saksi
Membentang luas gambaran tiada terkurangi
Layar krativitas kanvas yang pernah menari
Jujur dan adil..........
Vidio diputar ulang tanpa terpenggal
Dan pemerannya begitu sangat kita kenal
Tidak lagi dapat menyangkal
Tidak pula sanggup kita memenggal
Karena semua dengan tangan kita kanvas memulas
Semua untuk dipertanggungjawabkan
Semoga kelak............
Kita dapat pertanggungjawabkan kreativitas
Semoga.....................
Yang Maha Pengasih
Selalu asih dengan ke alfaan
Menjadi pengayom dan penyelamat
Dari pekatnya zona kemaksiatan
Semoga Allah meredhoi
Sepenggal episode hidup
Dan menjadi pembela dalam persidangan yang maha dasyat
Amin.................


Agar hati tetap hidup

Bagai buih di luasnya samudra
Laksana gelombang tinggi cengkram cakrawala
Keinginan ini begitu kuat mengikat
Begitu dalam menembus bumi
Sangat dasyat menghentak
Begitu menyakitkan
Arusnya sangat kuat
Pusaranya begitu cepat
Sambarannya tak dapat di sangka
Hingga hati terlena dan hampir menghamba
Tiada menghasilkan
Selain hanya duka
Ada kehendak
Hendak melerai
Ada keinginan untuk mengakhiri
Menyudahi semua permainan duniawi
Biar melerai luasnya buih di samudra
Harus terlepas segala rasa terhadap dunia
Biarpun akarnya begitu kuat mengikat
Menembus lapisan bumi
Dan mencengkram tingginya cakrawala
Keinginan dunia harus diakhiri
Biarpun lelah selalu menghantui
Karena aku ingin kembali tanpa caci
Agar keindahan menanti
Meskipun hancur terasa saat ini
Dan bahagia di alam yang abadi


Engkau

Engkau
Masih sangat ku rindukan
Ada dan akan selalu ada bongkahan rasa
Engkau hadir dalam kegelisahan
Yang semakin nyata dalam keheningan
Engkau
Mengajariku makna kerinduan
Dan hakikat cinta
Memikirkan-Mu
Mengajakku menyelami samudra kenikmatan
Melupakan-Mu
Menyeretku di dasar lembah kehinaan
Engkau
Pada-Mu pusara
Tempat berlabuh segala rasa
Yang selalu ada rasa cinta
Kerinduanku untuk segera memandang keagungan-Mu
Sungguh.............
Sebuah kesungguhan akan makna aku dicipta
Daku kini tengah mencoba, Dan terus mencoba
Membangun bongkahan rasa
Untuk selalu menghadirkannya diberbagi ruang dan waktu
Agar dapat aku temukan
Bahwa diri fana dalam ma’rifat-Mu
Menggapai sebuah kenyataan
Bahwa mencinta-Mu adalah anugrah
Dan mabok kerinduan menahan hasrat perjumpaan dengan-Mu
Adalah kenikmatan..
Jangan Engkau hentikan laju persada kerinduanku
Jangan pernah obati lukaku karena menahan beratnya rasa rindu
Jangan pula Engkau biarkan aku pergi
Kembali hanya pada pantulan kilau-Mu
Sebuah kefanaan yang tidak menepati janji
Izinkan aku mencintai-Mu
Dan izinkan aku selalu merindhui-Mu


Mendua

Apakah aku masih perlu bertanya
”mengapa ?”
Sedang aku sudah tahu
Bila hati ini sering berpaling....!!!!
Ada banyak ranjau terpasang
Dan aku sadar ”bahaya..............”
Tapi aku hanya diam tak bergeming
Selalu kuterjang
Tak jarang aku menantang!!!!!!
Sampai di penghujung hari
Waktu torehkan bagian dari episod hidup
Dengan cerita luar biasa
Aku mendamba-Nya
Tetapi yang lain aku layani juga
Dan akhirnya ............
Hatikupun berduka
Berkubang dalam penyesalan
Pada kehinaan
Perasaan dosa yang semakin menyiksa
Aku menyesal..................
Aduhai adakah boleh aku kembali hanya mendamba-Mu????

DIA

Cerita tentang Dia
Tidak akan ada akhir
Meskipun episode hidup berakhir
Dan dunia tidak lagi dapat berfikir
Kisah tentang Dia sangat indah
Yang mengetahui tentang Dia, Akan mencinta
Yang mencintai dia, Akan gila
Gila menahan hasrat rindu yang penuh nikmat
Mabok oleh anggur kerinduan
Dari piala kemenangan sang Jawara
Menjadi penyakit dalam kesadaran
Penyakit yang terus ditahan
Dipendam dalam jiwa
Jiwa yang menahan hasrat tuk sekedar menatap
Keperkasaan dan Kesempurnaan
Hanya Dia
Dalam kesendirian
Dalam ketenangan
Dalam kedamaian
Dalam bingkai kasih abadi
Emas murni yang selalu berkilau indah


Galau

Ketika galau melanda
Dan gunda mendasari jiwa
Maka dapat dipastikan
Bahwa..............
Hati sedang jauh dari Robbnya
Sedikit celah memberi sedikit berkas sinar terpajan
Ada keinginan untuk berbuat hal-hal kecil
Mencoba menarik kembali pesona Robbnya
Tapi............
Untuk hal-hal kecil..........
Ada hal-hal besar yag terasa amat berat
Menyakitkan dan bahkan terasa menyakitkan jiwa dan raga !
Haruskah.....................
Aku biarkan diri terus tergolek
Bagai mayat hidup bersandang kehinaan ?
Maafkan aku ya Allah
Lebih sering memikirkan selain-Mu
Lebih terbiasa merasakan sakit saat harus berpisah dengan ciptaan-Mu
Lebih tak berdaya menahan kerinduan pada kefanaan polesan-Mu
Maafkan aku..........
Masih belum sempurna mencintai-Mu
Belum juga terbukti dalam mendamba-Mu
Dan............
Izinkan aku kembali
Pada rengkuh dan ridho-Mu
Fahamkan aku akan agama-Mu
Tinggalkan episod kelam
Tinggalkan kebutaan hati
Sehingga berpaling dari-Mu
Amin.....................


Dia bukan siapa-siapa

Dia bukan siapa-siapa
Selain membuatku hina
Ketika berpaling dari-Nya
Dia bukan siapa-siapa
Ketika membuatku semakin tenggelam dalam kemaksiatan
Saat aku menjauh dari-Nya
Dia bukan siapa-siapa
Selain menyeretku dalam jurang kenistan
Saat jiwa ini meninggalkannya
Dia bukan siapa-siapa
Ketika menjadikan aku budak nafsu
Pelayan dunia
Dia..........
Sungguh dia bukan siapa-siapa
Karena dia membuatku menduakan-Nya


Bergantung

Ketergantungan.........
Pada sisi tertentu sangat menykitkan
Disaat harus sendiri
Melepas diri untuk mandiri
Banyak rasa saat bergantung.........
Sehingga hati sering dibuat bingung
Dan otak menjadi linglung
Rasa itu tidak untuk dilupakan
Bukan pula untuk disesalkan
Meskipun berlepas darinya sangat menyakitkan
Rasa itu tidak harus dibunuh
Cukup simpan dan rasakan
Agar tetap manis dan indah
Cukup belajar merilis rasa
Agar menjadi cair dan terbiasa
Cukup belajar diam sementara
Agar rasa dapat teredam dalam keiklasan jiwa


Rasa

Maafkan.........
Tak mudah untuk melupakan
Apalagi mencapai derajat iklas
Maafkan..........
Belum bisa melepas rindu pada kebiasaan lama
Maaf...........
Kilau emas masih terpancar
Dan masih menyilaukan
Berat hati menahan sakit
Berat kepala menahan penat
Maaf............
Rasa ini begitu kuat melekat
Begitu dalam mengakar
Begitu erat mengikat
Biar ku coba merilis rasa
Dalam diam
Meskipun sangat sakit dan melelahkan
Karena aku yakin
Aku pasti bisa


Aku tahu

Aku tahu aku salah
Aku tahu ini tidak dapat dibenarkan
Tetapi hatiku.........
Di dadaku terasa sakit
Begitu perih dan...
Sangat terasa sesak sekali
Aku............
Akhirnya..........
Jatuh dalam kubangan noda!
Aku.....
Bukankah sebelumnya nampak batas tegas yang terlanggar?
Menambah kepiluan
Membirukan luka
Semakin lara
Aku..........
Kini terkapar sendirian
Menjadi bahan ejekan syetan
Yang tertawa atas kemenanganya
Aku tahu........
Cahaya hati hampir mati
Namun aku masih ingin kembali
Berdikari dengan investasi jihadi !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


Mimpi

Aku akan membawanya ke dalam mimpi
Mimpi yang kini telah terkubur
Mimpi yang masih mungkin ada
Saat aku masih bisa ngelindur
Mimpi yang sudah tiada memiliki arti
Mimpi yang telah membawa semuanya pergi
Dan hanya meninggalkan rasa sakit di hati
Mimpi..............
Meninggalkan sejarah tertumpuk di dada
Sejarah dengan segala rasa yag belum sempat terungkap
Mimpi.........
Tempaku kembali menimbun sisa-sisa kekuatan
Untuk menimbun kembali mimpi baru
Mimpi yang dibangun dengan realita dan relligy
Mimpi yang tergambar dengan sadar
Bahwa hidup selalu tidak terduga
Karena aku masih punya Sang Pemilik Cinta

Lara........

Sebelum terlarang menyapa di kegelapan malam
Sebelum terlarag berbincang di pagi buta
Sebelum haram bicara di kala senja
Air mata tengah menjadi oase kehidupan
Yang harus kutatapkan wajah padanya
Sembilu yang menyayat hati
Tak mampu pudarkan warna cinta yang sempat terukir
Laksana kilau emas memancar
Tiada lagi mampu membayangkan
Tetang suatu peristiwa
Simana sekarang kuasakan sangat menyakitkan
Tiada waktu bersela
Tuk sekedar rehat dari memikirkan
Dan terlepas dari bayang-bayang kebodohan
Dalam kemunafikan
Semakin benderang
Semakin nampak bayangan
Dan tidak pula memudar
Meskipun senja beranjak keperaduan
Lara...........
Ajari aku melupakanmu
Ajari aku melupakan kemanjaanku padamu
Ajari aku melupakan kehangatanmu
Ajari aku melupakan kelebutanmu
Lara.........
Ajari aku menjadi diriku sendiri
Ajari aku berdiri sendiri
Menjadi bagian yang terpisah dari patrian hati
Lara............
Terlalu lama aku bersandar
Dalam bidangnya kasihmu
Dalam kokohnya kesabaranmu
Dalam manisnya tuturmu
Ternyata !!!!!!!!!!!!!
Lara.........
Semua hanya tali
Tali lara yang menjerat jiwa
Jiwa yang semaki kehilangan makna
Tali lara yang menghimpit dada
Dan terus berlalu
Bersama waktu yang tiada aku tahu

KANVAS

Kembali............
Telah menari dan meninggalkan bekas yang takan terhapus
Kanvas kehidupan
Meliyuk dan bergoyang
Menciptakan pusara arus untuk berdendang
Bersama orkestra dawai kehidupan
Seperti biasanya...........
Kanvas menari sekehendak hati
Suka-suka, bebas, lepas tak terkendali
Ada yang melompat indah dan gesit
Namun ada pula yang ragu menari karena bingung dengan naluri
Kanvas kehidupan
Berbagai ragam dan penuh tantangan
Kanvas bergoyang
Kekiri dan kekanan
Menyikut dan saling tendang
Tapak-tapak kanvas pun bermacam-macam
Menjadikan perbedaan semakin sedap dipandang
Tapak-tapak yang kelam?
Noda yang sangat tebal?
Hitam menyilaukan?
Menjadi bagian yang sering mencuat kepermukaan
Kanvas kehidupan
Sisa-sisa kebaikan masa lalu tak selamanya menjadi biru
Sisa-sisa keburukan masalalu tak selamanya menjadikan hari-hari kelabu
Ada kunci disana
Ada celah untuk berubah
Karena kanvas selalu bergerak
Bergerak dan bergerak
Ada energi
Ada kehendak dan ada kemauan
Kanvas.............
Karyamu tidak akan hilang
Sepanjang sejarah mengenang
Harum aroma sepanjang karyamu menentramkan
Busuk baunya selama karyamu menyesatkan
Kanvas.................
Yang ada hanya gelisah
Saat air mata tak menemukan muara
Yang ada hanya kecewa
Ketika semuanya jauh dari kehendak hati
Biarpun ranjau telah berurut di telusuri
Biarpun celah telah rapat tertutupi
Namun terus mengalir dan semakin deras
Arus kehidupan semakin kencang menerjang
Membawa setiap desahan nafas ke dalam aliran yang tiada tepian
Membuat mata semakin memerah
Dan kulit wajah pucat pasai menahan cemas
Ada kerinduan pada hal yang tak seharusnya
Kerinuan untuk sebuah ketulusan hati
Mengenai suatu hal yang tidak tertebak
Agar kembali memiliki ruh menapaki hari
Memiliki keyakinan terhadap sesuatu yang dapat menjadi keharusan
Bersama dengan keinginan naluri
Bersama dengan mimpi dan
Bersama dengan kebenaran hakiki

by. Fathimah az-Zahra dan kru sholihah

1 komentar:

  1. ass,wr.wb,,,,BU bidan ternyata,,,punya jiwa penyair jga to,,hehe ,,BIDANKU,PENYAIRKU,SHOLIKHAH,,,

    BalasHapus