Kamis, 25 Juni 2009

PAP SMEAR TEST

Sudah pernah dengar tentang tes ini ?, jika Anda belum pernah mendengar atau pernah mendengar tetapi masih belum faham, maka tidak ada salahnya Anda melanjutkan membaca laman ini. ingat ini bukan untuk tes IQ, EQ atau SQ dan juga bukan tiga-tiganya...
Tes ini lebih pada usaha mendeteksi ketidaknormalan dalam sistem organ tubuh manusia, khususnya wanita.
Anda wanita, maka tak salah Anda membuka blog ini. atau Anda pria, sebenarnya tak buruk juga Anda mengetahuinya. karena ilmu ini akan dapat Anda tularkan sebagai oleh-oleh bagi anak-anak, istri maupun keluarga dan sodara-sodara Anda semuanya...
Sudah ngak sabar??????????.............
oke...oke... kita mulai!!!!!

sebelumnya telah kita ketahui,demikian hasil penelitian membuktikan bahwa wanita yang banyak melahirkan, merokok, memiliki mitra sex berganti-ganti pasangan, pola hidup tidak sehat , KB hormonal ternyata memiliki faktor resiko terserang CANCER CERVIK'S atau KANKER LEHER RAHIM, jauh lebih tinggi. Anda bertanya, "lalu apa hubungannya pap smear dengan ca.cervik's?" pertanyaan yang sangat bagus...

Apakah pap smear itu?
Pap smear merupakan kepanjangan dari Papanicolau test. Tes ini ditemukan oleh Georgios Papanikolaou. Tes ini merupakan tes yang digunakan untuk melakukan skrening/deteksi dini terhadap adanya proses keganasan (kanker) pada daerah leher rahim (servik).

Mengapa perlu skrening?
Kanker leher rahim merupakan kanker yang paling sering dijumpai pada wanita setelah kanker payudara. Kanker ini termasuk penyebab kematian terbanyak akibat kanker. Secara internasional setiap tahun terdiagnosa 500.000 kasus baru. Seperti halnya kanker yang lain, deteksi dini merupakan kunci keberhasilan terapi, semakin awal diketahui, dalam artian masih dalam stadium yang tidak begitu tinggi atau bahkan baru pada tahap displasia atau prekanker, maka penanganan dan kemungkinan sembuhnya jauh lebih besar. Meskipun sekarang ini sensitivitas dari pap smear ini ramai diperdebatkan dalam skrening kanker leher rahim, Pap smear ini merupakan pemeriksaan non invasif yang cukup spesifik dan sensitif untuk mendeteksi adanya perubahan pada sel-sel di leher rahim sejak dini, apalagi bila dilakukan secara teratur. Cervicography dan tes HPV DNA diusulkan sebagai metode alternatif bagi skrening kanker leher rahim ini, karena kombinasi antara pap smear dan cervicography atau tes HPV DNA memberikan sensitivitas yang lebih tinggi dibanding pap smear saja.


Siapa saja yang perlu melakukan pap smear?
Pada umumnya seorang wanita disarankan untuk melakukan pap smear untuk pertama kali kira-kira 3 tahun setelah melakukan hubungan seksual yang pertama kali. American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) merekomendasikan pap smear dilakukan setiap tahun bagi wanita yang berumur 21-29 tahun, dan setiap 2-3 tahun sekali bagi wanita yang berumur lebih dari 30 tahun dengan catatan hasil pap testnya negatif 3 kali berturut-turut. Namun apabila seorang wanita mempunyai faktor resiko terkena kanker leher rahim (misalnya : hasil pap smear menunjukkan prekanker,terkena infeksi HIV, atau pada saat hamil ibu mengkonsumsi diethylstilbestrol (DES)) maka pap smear dilakukan setiap tahun tanpa memandang umur. Batasan seorang wanita untuk berhenti melakukan pap smear menurut American Cancer Society (ACS) adalah apabila sudah berumur 70 tahun dan hasil pap smear negatif 3 kali berturut-turut selama 10 tahun. ringkasnya adalah setiap wanita yang telah menikah dan atau wanita yang telah melakukan hubungan sexual.


Apa saja persiapan yang diperlukan?
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pap smear antara lain :
• Hindari melakukan gurah vagina atau penggunaan obat-obatan trans vaginal, penggunaan kream dan jelly 2 hari sebelum pap smear karena dapat menyamarkan hasil pemeriksaan.
• Meskipun pap smear ini dapat dilakukan pada saat menstruasi, namun disarankan untuk melakukannya pada saat tidak menstruasi, karena akan menyulitkan pameriksaan.
selain kedua hal diatas, masih ada satu lagi yang perlu Anda ingat. sebaiknya Anda tidak melakukan hubungan suami istri (coitus) menjelang pap smear test, sekurang-kurangnya 2 x 24 jam. tidak lama kan...

Tes Pap ini sangat dianjurkan untuk dilakukan setiap untuk setiap tahun pada Wanita yang sudah berkeluarga teutama pada wanita yang sudah melahirkan


Bagaimana prosedur pap smear?
Pemeriksaan pap smear hanya berlangsung beberapa menit dan tidak menyakitkan, dokter akan menyuruh pasien membuka pakaian bagian bawah dan pasien terlentang di tempat tidur periksa dengan posisi lithotomy (kaki membuka dan lutut menekuk seperti posisi pada saat melahirkan).Dokter akan memasukkan alat bernama spekulum (cocor bebek) ke dalam vagina untuk membuka vagina sehingga dokter dapat memeriksa kondisi leher rahim, kemudian dokter akan mengambil sampel sel yang ada pada leher rahim dengan menggunakan Aylesbury spatula atau endocervical brush atau semacam sapu lidi kecil dari plastik untuk mengumpulkan sel-sel tersebut. Kemudian dokter akan memproses sel-sel tersebut, tergantung metode yang digunakan apakah konvensional pap smear (sel-sel tadi akan dibuat hapusan tipis secara langsung pada slide dari kaca baru difiksasi) atau liquid-based cytology (sel-sel tadi dimasukkan ke dalam wadah yang berisi cairan khusus biasanya berbasis etanol untuk menjaga kondisi sel-sel tersebut, kemudian sampel tadi dibawa ke laboratorium patologi anatomi untuk dibuatkan hapusan tipis sel).Setelah dibuat hapusan sel, slide kaca tadi dicat dengan metode Papanicolau dan didiagnosis oleh dokter spesialis patologi anatomi dengan menggunakan mikroskop. Kedua metode tersebut tidak mempunyai perbedaaan yang bermakna. Setelah melakukan pap smear pasien dapat langsung melanjutkan aktivitasnya.
Pemeriksaan Pap Smear tidak membutuhkan pembiusan, baik bius lokal maupun bius umum. Jika pada Pap Smear ditemukan gambaran sel yang tidak normal maka akan dilakukan biopsi (pengambilan sedikit jaringan mulut rahim) untuk pemeriksaan mikroskop lebih lanjut. Pemeriksaan biopsi berguna untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan Pap Smear.


Interpretasi hasil
Hasil pemeriksaan pap smear dikategorikan berdasarkan Bethesda sistem, secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Negative for Intraepithelial Lesion or Malignancy
2. Epithelial Cell Abnormalities
3. Atypical glandular cells (AGC)
4. Other
secara garis besarnya, hasil pemeriksaan pap smear's adalah sebagi berikut :
- NEGATIF > artinya tidak ditemukan sel-sel yang berbahaya ..!
- DISPLASIA > ditemukan sel yang menunjukkan perubahan sifat
yang dapat mengarah ke KEGANASAN ,untuk
itu perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan BIOPSI.
- POSITIF > ditemukan sel GANAS
Harus dilakukan BIOPSI untuk memastikan Diag-
nosa.


Tindak lanjut
• Jika hasil pap smear negatif yang berarti tidak ditemukan adanya abnormal sel, maka tidak diperlukan terapi sampai jadwal pap smear yang berikutnya
• Apabila hasil pemeriksaan positif yang berarti ditemukan adanya sel yang abnormal,maka penanganannya tergantung pada tipe sel yang ditemukan. Apabila ditemukan displasia atau prekanker dokter akan melakukan kolposkopi menggunakan mikroskup untuk memeriksa area leher rahim dan melakukan biopsi. Apabila hasil biopsi juga menunjukkan displasia maka dokter kandungan akan melakukan cryosurgery atau cone biopsi sebagai terapi terhadap displasia tersebut. Apabila ditemukan keganasan dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk menentukan stadium dari keganasan tersebut dan akan melakukan terapi sesuai stadium yang ditemukan.

Dimana melakukan pap smear's ?
Anda tidak perlu khawatir... pap smear's bisa Anda dapatkan di tempat-tempat praktik pelayanan kesehatan. baik itu di rumah sakit pemerintah maupun suwasta, di puskesmas, di Rumah Bersalin, di Tempat praktik bidan atau dokter kebidanan bahkan Anda bisa langsung mendatangi laboratorium-laboratorium terdekat di sekitar tempat tinggal Anda... gimana mudahkan? kini Anda dapat berlega hati ...

Jadi mencegah lebih baik dari mengobati kan?
pada postingan yang berbeda, Anda akan menemukan pencegahan paling efektif untuk kanker leher rahim, iaitu dengan VAKSIN GRADASIL. untuk itu Anda bisa membuka postingan berjudul VAKSIN GRADASIL, pastikan Anda tidak melewatkannya...


Rujukan :
1. Costa S, Sideri M, Syrjänen K et al (2000) Combined Pap smear, cervicography and HPV DNA testing in the detection of cervical intraepithelial neoplasia and cancer. Acta Cytol 44(3):310-318.
2. Siebers AG, Klinkhamer PJ, Arbyn M (2008) Cytologic detection of cervical abnormalities using liquid-based compared with conventional cytology: a randomized controlled trial. Obstet Gynecol: 112(6):1327-1334.
3. Solomon D , Davey D, Kurman R, et al (2002) The 2001 Bethesda System: Terminology for Reporting Results of Cervical Cytology. JAMA 287(16):2114-2119
4. Stoler MH (2005) Cervical Cancer Screening in the Molecular Era: Change Is in the Air. Medscape

VAKSIN GRADASIL

Vaksin HPV mungkin bermanfaat pada perempuan yang sudah terpajan dengan beberapa jenis HPV

Perempuan yang sudah terinfeksi dengan beberapa dari keempat jenis virus human papiloma (HPV) yang dilindungi oleh vaksin Gardasil juga dilindungi terhadap perubahan sel prakanker atau kanker rahim yang disebabkan oleh jenis HPV penyebab kanker sisanya. Hal ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases edisi 15 November 2007. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa vaksin tersebut sangat efektif untuk mencegah lesi pada sekitar dubur, vagina dan kelamin lain yang disebabkan oleh jenis lain sisanya.

Gardasil adalah vaksin terhadap HPV-6, -12, -16 dan -18, yang semuanya dikaitkan dengan perubahan sel prakanker atau kanker di rahim (dan dubur). Uji coba klinis menunjukkan bahwa vaksin ini sangat efektif untuk mencegah penyakit pada rahim dan kelamin terkait HPV pada perempuan yang tidak terinfeksi oleh HPV jenis ini.
Tetapi, banyak perempuan yang aktif secara seksual sudah terinfeksi dengan satu atau lebih dari keempat jenis HPV ini dan para peneliti berharap dapat menentukan kemanjuran vaksin ini dalam mencegah penyakit yang disebabkan oleh jenis ini atau sisanya.
Para peneliti menganalisis hasil dari dua uji coba klinis (FUTURE I dan FUTURE II ) terhadap keamanan dan kemanjuran vaksin tersebut. Uji coba ini adalah terkontrol plasebo dan mendaftarkan 17.622 perempuan. Para peneliti membatasi analisis mereka ini pada perempuan yang terinfeksi oleh antara satu dan empat jenis HPV yang dilindungi oleh Gardasil.
Sejumlah 4.722 perempuan (2.368 menerima Gardasil, sisanya plasebo) terinfeksi dengan satu jenis virus atau lebih yang dilindungi oleh Gardasil dan dilibatkan dalam analisis para peneliti ini. Pasien rata-rata berusia 20 tahun, usia rata-rata terhadap aktivitas seksual yang tinggi adalah 16,5 tahun, dan jumlah pasangan seks selama hidup rata-rata adalah dua.
Di antara perempuan yang terinfeksi antara satu atau tiga jenis HPV yang dilindungi oleh vaksin Gardasil adalah 100% efektif dalam pencegahan perubahan sel prakanker atau kanker rahim yang disebabkan oleh jenis sisanya. Selama tiga tahun, kemanjuran vaksin dalam mencegah perubahan sel prakanker atau kanker karena jenis virus sisanya adalah 91%.
Lebih lanjut, vaksin ini mempunyai 94% kemanjuran untuk mencegah lesi pada dubur dan vagina yang disebabkan oleh jenis HPV lain yang tidak menginfeksi perempuan ini.
Efek samping, misalnya sakit kepala, demam, sakit tenggorokan dan mual terjadi dengan frekuensi yang serupa pada kelompok vaksin dan plasebo.
“Analisis yang disediakan dari penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan yang terinfeksi HPV-6, -11, 16, atau -18 mendapat manfaat dari vaksin empat jenis HPV ini (tipe 6, 11, 16, 18)...karena mereka terlindungi dari infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh tipe HPV yang belum mereka peroleh waktu memulai vaksinasi”, para peneliti menulis. “Manfaat ini penting karena kejadian infeksi HPV baru di antara peserta tersebut adalah lebih tinggi dibandingkan di antara perempuan yang belum pernah menerima vaksin keempat jenis HPV tersebut... vaksin empat jenis HPV pada orang yang pernah terpajan adalah dapat ditahan dengan baik.”
Sejauh ini strategi vaksinasi HPV difokuskan pada gadis remaja atau lebih muda yang kemungkinan belum aktif secara seksual sehingga belum terpajan dengan HPV. Tetapi, para peneliti berpendapat bahwa hasil mereka menunjukkan bahwa memberi vaksin pada perempuan lebih tua yang pernah melakukan hubungan seks juga bermanfaat. Peneliti penelitian Daron Ferris berkomentar, “temuan ini mendukung bahwa vaksinasi yang memberi perlindungan terhadap keempat tipe virus pada gadis dan perempuan muda yang sudah terpajan dengan beberapa tipe virus masih tetap bermanfaat. Mereka akan terlindungi terhadap penyakit, termasuk kanker rahim yang disebabkan oleh tipe HPV lain yang dibidik oleh vaksin.”
Tetapi, temuan penelitian ini tidak menunjukkan bahwa vaksin melindungi terhadap perubahan sel prakanker atau kanker yang disebabkan oleh tipe HPV yang tidak termasuk dalam vaksin pada perempuan yang sudah mempunyai satu atau lebih tipe HPV ketika mereka masuk dalam penelitian. Penelitian di Afrika sub-Sahara menunjukkan prevalensi tinggi onkotipe ini pada perempuan, khususnya di antara perempuan dengan HIV. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menunjukkan dampak perlindungan pada perempuan dalam kelompok ini.
Gardasil diberikan sebanyak 3 kali, yaitu bulan ke- 0, 6, dan 12. diperkirakan, vaksin ini dapat bertahan untuk jangka waktu 8 tahun dari sejak diberikan. Namun, penelitian masih berjalan, bukan tidak mungkin nantinya vaksin ini cukup diberikan satu kali seumur hidup.
Saat ini belum ada bukti yang menunjukkan keamanan dan kemanjuran Gardasil pada
laki-laki anak atau dewasa, serta laki-laki dan perempuan dengan HIV, walaupun penelitian dalam populasi ini sedang dilakukan.
Ringkasan: HPV vaccine may be of value for women already exposed to some HPV strains
Sumber: The Future II Study Group. Prophylactic efficacy of a quadrivalent human papillomavirus (HPV) vaccine in women with virological evidence of HPV infection. J Infect Dis 196: 1438 – 1446, 2007.