Rabu, 15 April 2009

CA. MAMAE

KANKER PAYUDARA

Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru ditemukan di berbagai negara berkembang dan kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. Sayangnya sampai saat ini penyebab kanker payudara masih belum diketahui.

Apakah kanker payudara itu ?
Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan kanker. Tumor ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjadi tumor yang baru. Penyebaran ini disebut metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara.

Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm pada waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung, kita tidak tahu. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker.

Bahan-bahan yang Diduga Pemicu Kanker.

1. Senayawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccarin, asbestos, nikel, chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.

2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar -x, nuklir, dan radionukleide.

3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus, adeno virus, herpes virus), EB virus

4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker

5. Kelemahan genetik sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya kanker.

Gejala-gejala yang Menandakan Adanya Serangan Kanker

1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan

2. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah

3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak

4. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu

5. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk

6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam

Ada sejumlah kecil kanker payudara muncul tanpa adanya benjolan sama sekali. Jenis kanker payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer (IBC) ini cukup jarang dan jenis yang sangat agresif. Jika tidak segera terdiagnosa maka bisa menyebabkan kematian. Kenali gejala-gejalanya seperti :

1. Pertumbuhan ukuran payudara yang cepat dan tidak normal.

2. Timbul kemerahan, ruam atau bisul pada payudara.

3. Rasa gatal berkepanjangan pada payudara atau putting

4. Adanya penebalan pada jaringan payudara.

5. Timbul rasa sakit yang menusuk-nusuk atau nyeri pada payudara

6. Timbul rasa panas (seperti demam) pada payudara

7. Adanya pembengkakan nodus limfe di ketiak atau di bawah tulang selangka

8. Adanya lesung pada payudara

9. Putting payudara menjadi rata atau melesak ke dalam.



Perkembangan kanker

Stadium I (stadium dini)

Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.

Stadium II

Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.

Stadium III

Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.

Jumlah pengidap kanker payudara pada perempuan lebih banyak terjadi di Amerika Serikat, Canada dan Eropa. Sedangkan, di Asia dan Afrika, jumlahnya lebih rendah. Bisa jadi, hal ini dipengaruhi oleh lingkungan, dan diturunkan secara genetik.

Faktor risiko terserang kanker, antara lain:

1. Usia. Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun, dan jarang terjadi pada perempuan sebelum menopause. Hampir 80 persen pada diagnosis awal kasus penyebaran sel kanker payudara terjadi pada perempuan di atas usia 50 tahun atau lebih, menurut the American Cancer Society (ACS).

2. Riwayat keluarga. Memiliki ibu atau saudara perempuan yang terkena kanker payudara atau kanker indung telur meningkatkan risiko. Risiko akan lebih tinggi ketika kanker payudara dialami anggota keluarga langsung (ibu, saudara perempuan maupun anak perempuan), apalagi jika kanker tersebut penyerang saat mereka di bawah usia 50 tahun.

3. Terbukti positif terkait dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2. Kondisi ini secara signifikan meningkatkan peluang perempuan atau pria tertkena kanker payudara. Bagi perempuan yang mengidap gen ini mempunyai 80 persen peluang terserang kanker payudara, menurut ACS. Penelitian terbaru, telah ditemukan gen lainnya dan mutasi gen yang mungkin berhubungan dengan kanker payudara. Beberapa penelitian telah menunjukkan hampir 200 mutasi gen yang bisa menyakibatkan kanker payudara.

4. Riwayat kesehatan sebelumnya mengenai kondisi payudara. Hal ini termasuk divonis kanker payudara, atau terkena proliferative breast disease (PBD). Kendati diketahui kondisinya jinak, PBD juga berisiko cukup tinggi berkembang menjadi kanker payudara. Dan lagi, setelah menjalani biopsi sebelumnya untuk mengangkat tumor mencurigakan yang ternyata jinak, bisa juga meningkatkan sedikit risiko kanker payudara.

5. Keturunan Yahudi Ashkenazi. Populasi ini memiliki cukup banyak keturunan yang terkena kanker payudara.

6. Ras. Kanker payudara lebih umum terjadi pada perempuan berkulit putih, ketimbang ras lainnya, seperti latin, Asia, atau Afro-american.

7. Terkena Radiasi pada bagian dada. Untuk pasien yang dirawat untuk mengatasi Hodgkin’s lymphoma dengan radiasi pada bagian dada sebelum usia 30 tahun, peluang untuk berkembang menjadi kanker payudara juga besar ketimbang perempuan yang tidak menjalani perawatan ini.

8. Penggunaan hormon. Terapi sulih hormon (HRT) (umumnya dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala menapouse) atau eksposur lain terhadap estrogen atau progesterone meningkatkan risiko pada perempuan. Tipe kanker payudara tertentu bisa berkembang akibat pemakaian hormon tersebut. Risiko tergantung dari masa panjangnya pemakaian hormon. Semakin lama pemakaian, risiko semakin tinggi. Ketika estrogen digunakan sendiri (estrogen replacement therapy [ERT]), risiko kanker payudara terlihat lebih rendah dari pada kombinasi HRT, termasuk progesteron.

9. Kepadatan payudara. Perempuan yang kandungan lemak dalam tubuhnya sedikit, payudaranya padat, ternyata bisa meningkatkan peluang terkena kanker payudara Payudara cenderung lebih padat seiring pertambahan usia.

10. Riwayat kesehatan reproduksi. Perempuan yang melahirkan anak di bawah usia 30 tahun mempunyai risiko lebih rendah mengalami kanker payudara dibandingkan perempuan yang melahirkan anak setelah 30 tahun atau tidak memiliki anak sama sekali.

11. Riwayat haid. Perempuan yang pertama kali mengalami haid lebih awal (sebelum usia 12 tahun) atau mengalami menopouse setelah usia 55 tahun memiliki tingkat risiko kanker payudara yang tinggi

12. Terpapar oleh DES (diethylstilbestrol). Estrogen sintesis sudah diberikan sejak 1940an hingga awal 1970an untuk perempuan hamil. Sayangnya, DES dipercaya dapat meningkatkan risiko kanker secara perlahan. Selama bertahun-tahun, DES bisa mengakibatkan kanker vagina (jarang terjadi) atau kanker leher rahim. Penelitian baru menunjukkan bahwa anak perempuan terpapar DES selama dalam kandungan juga berisiko tinggi terkena kanker payudara.

13. Menjadi obesitas setelah menopause. Perempuan yang berat badannya melonjak secara signifikan memiliki estrogen lebih banyak dalam tubuhnya, karena beberapa hormon terbuat dari jaringan lemak. Ketika jumlah estrogen melonjak, risiko kanker payudara juga meningkat.

14. Diet. Beberapa penelitian besar telah menunjukkan perempuan yang menjalani diet rendah lemak berisiko rendah mengalami kanker payudara. Diet ini juga dianjurkan pada penderita kanker yang bisa sembuh. Sebab, perempuan yang hobi mengonsumsi makanan kaya lemak, sel kankernya bisa tumbuh kembali.

15. Malas bergerak. Perempuan yang secara fisik tidak aktif, mempunyai risiko tinggi terkena kanker payudara. Hal ini dapat terjadi karena gaya hidup tidak aktif bergerak bisa berujung pada obesitas, yang juga merupakan faktor risiko terkena kanker payudara.

16. Konsumsi alkohol. Beberapa penelitian telah menyimpulkan, bahwa semakin banyak alcohol yang dikonsumsi perempuan, risiko terkena kanker payudara lebih besar. Analisis dari penelitian menyarankan agar membatasi asupan alkohol perhari (min 2 gelas) sehingga dapat mengurangi risiko kanker payudara sebanyak 21 persen. Risiko akibat konsumsi alkohol ini terjadi karena alkohol lbisa meningkatkan jumlah hormon.

17. Merokok. Merokok secara signifikan meningkatkan risiko berkembangnya penyakit ini, terutama bagi perempuan yang memiliki riyawat keluarga mengidap kanker payudara.

Pencegahan

1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama

2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol

3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan

4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya

5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara

6. Lakukan olahraga secara teratur

7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi

8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi

9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hariKetika kita dinyatakan oleh dokter positif terkena kanker, reaksi yang pertama kali muncul adalah rasa takut yang luar biasa dan putus asa, apalagi jika kanker tersebut sudah masuk dalam stadium lanjut. Sebaiknya rasa takut yang berlebihan ini harus dihindari, karena rasa takut ini dapat melemahkan kita secara psikis yang akhirnya dapat menurunkan kekebalan tubuh atau daya immunitas yang secara alamiah ada dalam tubuh. Sikap pasrah dan mulai memahami kanker berikut cara pengobatan yang ingin dilakukan, akan sangat membantu dalam penanganan penyakit kanker ini.

Hasil studi, menemukan adanya sedikit penurunan resiko serangan kanker payudara pada wanita pre-menopause yang paling lama menyusui anaknya.

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

* Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
* Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
* Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
* Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
* Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna
* Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.

Pemeriksaan lengkap payudara sendiri dibagi atas beberapa tahap:
1. Melihat

Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah di depan cermin dengan kedua lengan tergantung lepas, di dalam ruangan yang terang. Perhatikan payudara Anda:

* Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris?
* Apakah bentuknya membesar/mengeras?
* Apakah arah putingnya lurus ke depan? Atau berubah arah?
* Apakah putingnya tertarik ke dalam?

* Apakah puting/kulitnya ada yang lecet?
* Apakah kulitnya tampak kemerahan? Kebiruan? Kehitaman?
* Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)?
* Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya kerutan/cekungan?

Ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan lurus ke atas. Setelah selesai, ulangi lagi pengamatan dengan kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, kedua siku ditarik ke belakang. Semua pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya tumor yang terletak dekat dengan kulit.
2. Memijat

Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga ke puting, untuk untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar dari puting susu (seharusnya tidak ada, kecuali Anda sedang menyusui).
3. Meraba

Sekarang berbaringlah di atas tempat tidur untuk memeriksa payudara satu demi satu. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis di bawah bahu kiri, sedang lengan kiri direntangkan ke atas di samping kepala atau diletakkan di bawah kepala.

Gunakan keempat jari tangan kanan yang saling dirapatkan untuk meraba payudara. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar (seperti membuat lingkaran kecil-kecil), mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu. Sesudah itu geser posisi jari sedikit ke sebelahnya, dan lakukan lagi gerakan memutar dari tepi payudara sampai puting susu. Lakukan terus secara berurutan sampai seluruh bagian payudara diperiksa. Untuk memudahkan gerakan, Anda boleh menggunakan lotion atau sabun sebagai pelicin.

Gerakan memutar boleh juga dilakukan mulai dari puting susu, melingkar semakin lebar ke arah tepi payudara; atau secara vertikal ke atas dan kebawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi paling kanan. Yang penting, seluruh area payudara harus tuntas teraba, tak ada yang terlewatkan.

Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus dilakukan dengan kekuatan tekanan yang berbeda-beda, setidaknya dengan tiga macam tekanan. Pertama-tama dilakukan dengan tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di dekat permukaan kulit, yang kedua dengan tekanan sedang untuk meraba adanya benjolan di tengah-tengah jaringan payudara, yang ketiga dengan tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar payudara, dekat dengan tulang dada/iga.

Setelah selesai dengan payudara kiri, pindah posisi bantal dan lengan, lakukan pemeriksaan pada payudara kanan dengan menggunakan keempat jari tangan kiri.

Kemudian ulangi perabaan seperti poin 3, tetapi dalam posisi berdiri. Untuk memudahkan, bisa dilakukan sambil mandi, saat membalur tubuh dengan sabun.
4. Meraba Ketiak

Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker.

Bila dalam pemeriksaan payudara sendiri ini Anda menemukan suatu kelainan (misal benjolan, sekecil apa pun), segera periksakan ke dokter. Jangan takut dan jangan tunda lagi. Karena kanker payudara yang ditemukan pada tahap dini dan ditangani secara benar dapat sembuh secara tuntas!

Pengobatan lanjut

Bila ditemukan adanya benjolan, biasanya dokter akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan mammografie. Mammografie adalah pemeriksaan payudara dengan alat rontgen dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit, dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mammografie adalah seminggu

setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammogram.

Cara lainnya adalah dengan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan (biopsi) dari benjolan itu, kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium patologi anatomi. Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan itu adalah kanker, maka payudara harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran ke bagian tubuh yang lain.

Siapakah yang harus menjalani pemeriksaan mammografie ?

* Wanita yang berumur lebih dari 50 tahun.
* Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang pernah menderita kanker payudara.
* Wanita yang pernah menjalani pengangkatan salah satu payudaranya. Wanita dalam golongan ini harus berada dalam pengawasan yang ketat.
* Wanita yang belum pernah melahirkan anak. Ternyata pada golongan ini sering dijumpai serangan kanker payudara

Pertimbangan umum untuk mencegah dengan masektomi termasuk:

1. Riwayat kanker payudara sebelumnya. Ketika seorang perempuan telah didiagnosis kanker payudara, risiko munculnya kanker payudara di bagian yang sama atau di sebelahnya terbilang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang belum pernah divonis penyakit ini. Namun, bagi perempuan yang pernah menjalani lumpectomy untuk kanker payudara dapat memilih menjalani bilateral masektomi, dan bagi perempuan yang telah menjalani masektomi dapat memilih mempertahankan payudara yang benjolannya telah diangkat.

2. Keluarga memiliki riwayat kanker payudara. Dua atau lebih anggota keluarga, terutama yang telah divonis penyakit ini sebelum usia 50 tahun, dapat meningkatkan risiko menderita kanker payudara. Pada beberapa kasus, riwayat keluarga mengidap kanker indung telur juga meningkatkan risiko kanker payudara.

3. Kanker payudara dapat menyebabkan perubahan gen. Seorang perempuan yang positif terkait mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 adalah yang paling tinggi berisiko mengalami kanker payudara.

4. Terapi radiasi. Perempuan yang menjalani pengobatan radiasi di bagian dada, termasuk yang saat menjalani pengobatan untuk Hodgkin’s lymphoma merupakan yang berisiko tinggi mengalami kanker payudara.

Larangan atau Pantangan Penderita Kanker Payudara.

Tauge, Vetsin Tape Es Cabai Kurangi garam Lengkeng Alkohol Nenas Sawi putih Daging merah Rokok Nangka Durian Soft drink Kangkung Ikan asin

Anjuran dalam Masa Pengobatan Kanker Payudara.

Wortel Lobak Pisang raja Belimbing manis Seledri Brokoli Kubis Apel Bawang putih
Minum juga susu kedelai setengah gelas, lakukan dua kali sehari, atau konsumsi selalu 100 gram tempe setiap hari.

Aneka Sayuran Hijau Pencegah Kanker:

BuncisDaunsingkongKacang panjangDaun pepaya

Menurut Dr. Vivi K. Tjahjadi, dari Karyasari, obot untuk kanker payudara adalah rebusan sambiloto, kunir putih, rumput mutiara dan keladi tikus, diminum pagi siang dan sore. Ramuan ini jika diminum 12 hari, lambat laun rasa nyeri akan berangsur hilang dan benjolan juga hilang.

1 komentar:

  1. saya berusia 34 tahun, 6 bl terakir saya merasa panas dan terkadang sakit disekitar payudara, dada dan ketiak bagian kiri(rasa sakitnya hilan-muncul) dan berpindah2 tempatnya. namun saya tidak menemukan adanya benjolan di payudara dan ini didukung dengan hasil mammografie, menurut dokter semuanya normal tapi rasa sakit dan nyeri itu sering sekali muncul, ditambah lagi dari kedua payudara saya masig mengeluarkan cairan bening (saya sdh tidak menyusui lagi hampir 2 tahun-apakah masih normnal bila ada cairan bening yang keluar?). saya bigung bagaimana mengatasi masalah ini, saya sudah melakukan pemeriksaan LAB............. jadi kira-kira penyakit apa yang saya derita ? tolong bantu saya cari solusinya (debby)

    BalasHapus