Kamis, 26 Juli 2012

THRUS PADA BAYI

THRUSH PADA BAYI


Bayi saya memiliki bercak putih di bagian dalam pipinya. Apa ini biasa?
Ini bisa menjadi infeksi jamur umum dan berbahaya yang dikenal sebagai thrush. Thrush tampak seperti keju cottage atau dadih susu di atap, samping, dan kadang-kadang di lidah dari mulut bayi. Itu yang paling umum pada bayi 2 bulan dan lebih muda, tetapi dapat muncul pada bayi yang lebih tua juga.

Apa yang menyebabkan sariawan?
Jamur adalah bagian normal dari sistem pencernaan setiap orang, tapi ketika ada ketidakseimbangan, infeksi set masuk kedalam tubuh. Kebanyakan thrust yang terjadi pada bayi pertama kali datang disebabkan karena kontak dengan jamur saat mereka pertama kali lahir melalui jalan lahir. Thrush dapat berkembang ketika perubahan hormonal setelah terpapar bahan yang memicu pertumbuhan berlebih dari jamur dalam mulut bayi Anda.

Setelah bayi Anda lahir, antibiotik yang diambil oleh Anda (jika Anda menyusui) atau bayi Anda dapat memicu kasus sariawan. Itu karena antibiotik membunuh bakteri "baik" yang melindungi bayi Anda dari jamur.

Beberapa ibu dan bayi menularkan infeksi secara bolak-balik (efek bola pimpong): Bayi Anda dapat menularkan sariawan pada Anda pada saat Anda sedang menyusui, hal ini mengakibatkan infeksi jamur menular dan menyebabkan sakit pada puting susu Anda sehingga akan membutuhkan perawatan dokter. Dan Anda dapat memicu timbulnya kasus thrush pada bayi Anda jika Anda sedang menyusui dan Anda sedang menderita infeksi jamur pada puting susu Anda karena minum antibiotik. Di sisi lain, beberapa ibu tetap tidak terinfeksi bahkan saat menyusui bayi yang sedang menderita sariawan - dan beberapa bayi ASI tidak terpengaruh oleh infeksi jamur yang berada pada puting susu ibu mereka.

Beberapa orang berpikir sariawan juga bisa disebabkan oleh mengisap berkepanjangan pada botol atau dot. Dipikirkan oleh orang lain bahwa kebersihan yang buruk dari puting susu botol yang harus disalahkan. Tapi ternyata bayi yang menyusui secara eksklusif dan tidak menggunakan dot juga bisa mendapatkannya, jadi sulit untuk menentukan satu penyebab utamanya. Beberapa bayi (dan beberapa ibu) hanya lebih rentan daripada orang lain untuk satu jenis jamur.

Bagaimana bisa saya tahu pasti bahwa itu sariawan atau bukan?
Jika Anda berpikir bahwa bayi Anda telah sariawan, maka sebaiknya segera cari bercak putih yang khas. Kemudian dengan lembut sentuhlah patch dengan jari yang tertutup kain kasa. Jika sariawan, mungkin Anda akan merasakan kemudahan dalam membersihkannya, tetapi jika tidak, Anda akan menemukan area, mentah merah di bawah bercak putih yang mungkin bisa berdarah.

Jika Anda melihat lapisan putih di lidah bayi Anda, tetapi di tempat lain Anda juga menemukannya, itu mungkin hanya susu residu (terutama jika Anda bisa menghapusnya). patch Thrush dapat muncul pada lidah bayi Anda, tetapi yang paling sering ditemukan pada sisi mulut. Bintik ini dapat menyakitkan - Anda mungkin dapat mulai mencurigai adanya sariawan jika bayi Anda mulai menangis ketika menyusui atau mengisap dot atau botol.

(untuk mendapat informasi lengkap tentang seputar penyakit dan luka pada bayi dan anak, anda bisa melihat di buku sumber dibawah ini)

sumber :
marmi, 2011, a-z panduan sakit dan luka pada anak, pustaka pelajar, yogyakarta

MITOS SEPUTAR ASI DAN MENYUSUI

MITOS SEPUTAR ASI DAN MENYUSUI Menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan seorang Ibu pada bayinya. Dalam keadaan sakit atau kurang gizi, menyusui mungkin merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan bayi. Namun memang tak semudah yang diinginkan. Banyaknya mitos tentang menyusui membuat ibu menjadi kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada anaknya, ketakutan yang tidak beralasan malah makin membuat ibu-ibu berhenti menyusui dan memilih susu buatan sebagai alternatif. Beberapa mitos menyusui yang masih diyakini oleh sebagian ibu menyusui adalah sebagai berikut : 1. Mitos : Bayi sering minta disusui karena tidak kenyang dengan ASI. Fakta : Perlu diketahui bahwa ASI akan sangat mudah untuk dicerna sehingga bayi yang diberi ASI akan lebih mudah lapar dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula. Bayi yang baru lahir sebaiknya diberikan susu setiap 2-3 jam sekali. 2. Mitos : Beristirahat setelah memberikan ASI akan membantu atau menjamin lebih banyak produksi susu. Fakta : Lebih banyak ASI yang diberikan kepada bayi akan lebih banyak produksi susu yang dihasilkan oleh ibu. Beristirahat dari jadwal menyusui sebenarnya dapat mengurangi suplai ASI ibu. Salah satu cara untu menjamin produksi ASI tetap banyak adalah dengan tetap memberikan ASI secara teratur. Pemberian ASI sebaiknya dilakukan sebanyak 9-10 kali dalam sehari untuk menjamin atau mempertahankan produksi ASI. 3. Mitos : Susu formula akan membuat kualitas tidur bayi yang lebih baik. Fakta : Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberikan susu formula akan tidur lebih lama tetapi kualitas tidurnya tidak akan lebih baik dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI. Susu formula akan lebih lama dicerna dalam saluran pencernaan bayi sehingga membuat bayi bisa tertidur lebih lama. 4. Mitos : Menyusui akan mengubah bentuk dan ukuran payudara. Fakta : Pada saat hamil akan terjadi sedikit perubahan bentuk dan ukuran payudara tetapi aktifitas menyusui tidak akan menyebabkab perubahan bentuk dan ukuran payudara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menyusui lebih kecil terkena resiko kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui. 5. Mitos : Menyusui dapat mencegah kehamilan. Fakta : Menyusui tidak menjamin dapat membatasi kehamilan walaupun efektifitasnya sebesar 98%. Hormon yang terkait dalam menyusui akan mencegah ovulasi sehingga menghalangi kemampuan hamil selama 14-15 bulan. 6. Mitos : Kebanyakan wanita tidak bisa menghasilkan ASI yang cukup. Fakta : TIDAK BENAR! Hampir semua wanita menghasilkan ASI lebih dari cukup, bahkan sering kali timbul permasalahan seputar pasokan ASI yang terlalu berlebihan. Seorang bayi yang kenaikan berat badannya lambat, atau bahkan cenderung mengalami kehilangan berat badan, seringkali bukan disebabkan karena ibunya tidak cukup menghasilkan ASI, tetapi bayi tersebut tidak berhasil untuk mengeluarkan dan minum ASI yang dihasilkan oleh ibunya tersebut. Biasanya, hal ini disebabkan oleh pelekatan — yaitu posisi mulut bayi pada payudara ibu — yang kurang tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang ibu baru untuk segera, pada hari pertama kelahiran, dipandu untuk melakukan pelekatan secara benar oleh seseorang yang benar-benar mengerti mengenai teknik pelekatan yang tepat. 7. Mitos : Normal kok kalau payudara atau puting terasa sakit pada saat kita sedang menyusui. Fakta : TIDAK BENAR! Walaupun bukan sesuatu hal yang aneh jika pada hari-hari pertama menyusui seorang ibu akan merasa sedikit kurang nyaman pada payudaranya, tapi kondisi ini seharusnya hanya berlangsung selama beberapa hari saja, dan tidak boleh menjadi sedemikian parahnya sehingga seorang ibu menjadi takut untuk menyusui bayinya. Rasa sakit yang amat sangat pada puting ketika sedang menyusui menandakan bahwa bayi belum sempurna pelekatannya. Sakit atau lecet pada puting yang berlangsung selama lebih dari 3-4 hari tidak boleh diabaikan, harus dicari tahu penyebabnya. Membatasi waktu menyusu pada payudara juga bukan merupakan cara yang tepat untuk mencegah timbulnya puting lecet. Usahakan agar tindakan mengistirahatkan payudara dan puting sakit sebagai solusi yang terakhir. 8. Mitos : 3-4 hari setelah kelahiran bayi, ASI memang belum (cukup) keluar. Fakta : TIDAK BENAR! Seringkali memang nampak seperti demikian keadaannya karena posisi pelekatan bayi belum sempurna sehingga bayi tidak berhasil untuk minum ASI yang tersedia dalam payudara ibunya. Pada saat belum banyak ASI yang tersedia (memang normalnya demikianlah keadaannya untuk beberapa hari pertama), posisi pelekatan bayi harus sempurna sehingga bayi dapat mengeluarkan dan minum ASI dari payudara ibunya. Kalau tidak, maka sering terjadi “…tapi dia sudah menyusu selama 2 jam, kenapa yak kok masih lapar…”. Ketika pelekatan belum sempurna, bayi tidak dapat minum ASI pertama yang dihasilkan oleh ibunya, yaitu kolostrum. Siapapun yang menyarankan anda untuk memerah/memompa ASI anda untuk mengetahui berapa banyak kolostrum yang dihasilkan jelas tidak memiliki pengetahuan laktasi, dan sebaiknya abaikan saja sarannya. Ketika pasokan ASI ibu menjadi banyak, kadangkala bayi tetap dapat minum ASI walaupun pelekatannya kurang baik. 9. Mitos : Bayi harus menyusu pada setiap payudara masing-masing selama 20 (10, 15, 7.6) menit. Fakta : TIDAK BENAR! Namun demikian, harus dipastikan bahwa bayi tidak sekedar “ngempeng” pada payudara tapi benar-benar “minum” dari payudara. Apabila ternyata seorang bayi sudah berhasil minum ASI selama 15-20 menit dari satu payudara, kemungkinan besar dia tidak mau lagi minum dari payudara yang lainnya. Kalau dia hanya minum selama satu menit pada satu payudara, kemudian mengisap sebentar-sebentar atau bahkan jatuh tertidur, selanjutnya hal yang sama juga terjadi pada payudara yang lainnya, maka besar kemungkinan bayi akan tetap lapar. Seorang bayi akan menyusu dengan lebih baik, lebih efektif dan lebih lama apabila pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar. 10. Mitos : Bayi ASI membutuhkan tambahan cairan air putih ketika cuaca sedang panas. Fakta : TIDAK BENAR! ASI mengandung seluruh cairan (air) yang dibutuhkan oleh bayi. 11. Mitos : Bayi ASI perlu tambahan asupan vitamin D. Fakta : TIDAK BENAR! Semua orang butuh vitamin D. Produsen susu formula memang menambahkannya pada produk mereka. Namun, bayi lahir dengan hati yang penuh dengan vitamin D, serta kebiasaan menjemur bayi setiap pagi juga membantu dia mendapatkan tambahan vitamin D melalui sinar ultra violet. Vitamin D sifatnya larut dalam lemak dan dapat disimpan oleh tubuh. Dalam keadaan tertentu, misalnya ketika ibunya sendiri ternyata menderita kekurangan vitamin D, maka memberikan tambahan suplemen vitamin D kepada bayi bisa dianggap perlu. 12. Mitos : Seorang ibu harus mencuci putingnya setiap kali sebelum mulai menyusui. Fakta : TIDAK BENAR! Pemberian susu formula kepada seorang bayi memang harus sangat memperhatikan faktor-faktor kebersihan, karena susu formula merupakan tempat yang baik untuk berkembang biak-nya bakteri dan juga rentan terhadap kontaminasi. Akan tetapi membersihkan atau mencuci puting terlalu sering malah akan menghilangkan minyak-minyak alami yang melindungi puting dari resiko lecet karena puting kering. Sebenarnya dengan mengoleskan setetes ASI sebelum meneteki bayi lebih lanjut, sudah menjadi satu langkah desinfektan alami bagi puting ibu. 13. Mitos : Dengan memompa atau memerah ASI, seorang ibu bisa tahu berapa banyak ASI yang dihasilkan olehnya. Fakta : TIDAK BENAR! Seberapa banyak ASI yang berhasil diperah atau dipompa tergantung pada banyak sekali faktor, termasuk tingkat stres seorang ibu. Seorang bayi yang menyusu dengan benar bisa mengeluarkan ASI dari payudara ibunya jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ASI yang berhasil diperah atau dipompa oleh ibunya sendiri. Jumlah ASI yang berhasil diperah atau dipompa hanya bisa menjadi indikator terhadap seberapa banyak ASI yang bisa anda perah atau pompa, bukan sebagai tolak ukur atas jumlah ASI yang bisa anda produksi secara keseluruhan. 14. Mitos : ASI tidak cukup mengandung zat besi untuk memenuhi kebutuhan bayi. Fakta : TIDAK BENAR! ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan bayi. Apabila bayi lahir cukup bulan, maka zat besi yang terdapat didalam ASI bisa memenuhi kebutuhannya sekurangnya untuk 6 bulan pertama. Susu formula mengandung terlalu banyak zat besi, dan zat besi yang ditambahkan dalam susu formula tersebut sangat sedikit yang terserap oleh usus bayi, sehinga sebagian besar kemudian dikeluarkan kembali lewat BAB bayi. 15. Mitos : Lebih gampang memberikan susu dengan botol dibandingkan bila menyusui secara langsung. Fakta : TIDAK BENAR! Namun demikian, seringkali proses menyusui menjadi sulit karena para ibu tidak mendapatkan bantuan praktis yang diperlukan pada saat pertama kali mulai menyusui bayinya. Suatu awal yang buruk memang dapat membuat proses menyusui menjadi sulit. Tetapi, kesulitan tersebut tentunya dapat diatasi. Kadangkala menyusui pada awalnya memang dirasakan sulit karena ibu tidak mendapatkan bantuan yang diperlukan sehingga timbul berbagai kesulitan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, berbagai kesulitan tersebut dapat diatasi dan menyusui menjadi semakin mudah. 16. Mitos : Menyusui membuat ibu tidak bebas beraktivitas. Fakta : TIDAK BENAR! Tergantung bagaimana anda memandangnya. Seorang bayi dapat disusui dimana saja, kapan saja sehingga sebenarnya lebih membebaskan bagi sang ibu. Tidak perlu menggotong segala macam peralatan pembuatan susu formula kemana-mana. Tidak perlu cemas memikirkan dimana dapat menghangatkan susu formula tersebut. Tidak perlu khawatir kesterilan proses pembuatan susu formula tersebut. Dan yang terpenting, ASI tetap dapat diperah/dipompa apabila ibu memang harus meninggalkan bayi dirumah. 17. Mitos : Tidak ada cara untuk mengetahui seberapa banyak ASI yang diminum oleh bayi. Fakta : TIDAK BENAR! Memang tidak ada cara yang mudah untuk mengukur seberapa banyak ASI yang dikonsumsi oleh bayi, tetapi bukan berarti anda tidak bisa tahu apakah bayi anda cukup mendapatkan ASI. Pastikan bahwa posisi badan bayi pada saat sedang menyusu, serta pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar sehingga bayi dapat MINUM ASI dan bukan hanya ngempeng. Bayi BAK minimal 5-6 kali dalam sehari, dan selesai sendiri menyusunya dengan cara melepaskan sendiri dari payudara ibu. Bayi tampak, tenang, kenyang dan tidak rewel ketika selesai menyusu, dan setiap bulan ada kenaikan BB bayi yang wajar. 18. Mitos : Dewasa ini, susu formula hampir sama kandungannya dengan ASI. Fakta : TIDAK BENAR! Pernyataan bahwa susu formula sama kandungannya dengan ASI juga sudah pernah dipropagandakan produsen susu formula pada tahun 1900-an, bahkan jauh sebelumnya. Susu formula masa kini cenderung disama-samakan kandungannya dengan ASI, walau sebenarnya tidak. Setiap kandungan yang tidak terdapat dalam susu formula (tetapi terdapat dalam ASI) diputarbalikkan oleh produsen susu formula dan dianggap sebagai suatu nilai lebih. Intinya adalah, susu formula sama sekali berbeda dengan ASI, susu formula berusaha menyamakan diri dengan ASI walau dibuat berdasarkan pengetahuan yang sempit dan tidak menyeluruh tentang apa kandungan ASI sebenarnya. Susu formula tidak mengandung zat antibodi atau kekebalan tubuh, sel-sel hidup, enzim-enzim, dan tidak mengandung hormon. Dibandingkan ASI, susu formula mengandung lebih banyak zat aluminium, mangan, cadmium (sejenis logam berat), timbal dan zat besi. Susu formula juga mengandung jauh lebih banyak protein dibandingkan ASI. Kandungan protein dan lemak yang terdapat dalam susu formula juga berbeda dengan yang terdapat dalam ASI. Kandungan susu formula tidak berubah dari periode awal menyusui hingga akhir, dari hari pertama ke hari ketujuh ke hari ketigapuluh, dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu bayi ke bayi lainnya. ASI dibuat khusus hanya untuk bayi ANDA. Susu formula dibuat dan disamaratakan untuk semua bayi. Susu formula hanya mampu membuat bayi menjadi gendut, tetapi bayi tidak mendapatkan kandungan nutrisi dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan, yang semuanya terdapat dalam ASI. 19. Apabila seorang ibu menderita penyakit infeksi, maka dia harus berhenti menyusui. Fakta : TIDAK BENAR! Menyusui justru malah akan membuat bayi lebih tahan terhadap infeksi, dengan sedikit sekali pengecualian. Pada saat sang ibu mengalami demam (atau batuk, muntah, diare, ruam, dan sebagainya), sang ibu sudah menularkan infeksi tersebut ke bayinya jauh sebelum ibu tahu bahwa ibu sedang menderita sakit. Perlindungan terbaik bagi bayi yang mengalami infeksi adalah ASI. Apabila bayi ikut tertular, maka bayi akan lebih cepat pulih bila bayi tetap mendapatkan ASI. Selain itu, mungkin saja sebenarnya sang bayi lah yang menderita infeksi dan menularkannya kepada ibunya, tetapi bayi tidak menunjukkan tanda-tanda sakit karena bayi terus minum ASI. Juga, infeksi payudara, termasuk di dalamnya rasa sakit dan pembengkakan pada payudara, bukan merupkan alasan untuk ibu berhenti menyusui. Bahkan, infeksi payudara akan cepat pulih apabila sang ibu terus menyusui, terutama menyusui dengan payudara yang sedang sakit. 20. Mitos : Apabila bayi menderita diare atau muntah-muntah, maka ibu harus berhenti menyusui. Fakta : TIDAK BENAR! Obat yang paling mujarab untuk infeksi saluran pencernaan bayi adalah ASI. Hentikan segala macam jenis asupan lainnya untuk sementara waktu, tetapi lanjutkan pemberian ASI-nya. ASI satu-satunya cairan yang dibutuhkan oleh bayi ketika dia sedang diare dan atau muntah-muntah, kecuali dalam kasus tertentu yang sifatnya luar biasa. Bayi merasa lebih nyaman ketika sedang menyusu, ibu merasa lebih tenang ketika sedang menyusui. 21. Mitos : Apabila seorang ibu sedang mengkonsumsi obat-obatan, maka dia harus berhenti menyusui. Fakta : TIDAK BENAR! Hanya sedikit sekali jenis obat-obatan yang tidak aman untuk dikonsumsi selagi ibu sedang menyusui. Apabil ibu sedang minum obat, maka ASI akan mengandung sedikit sekali obat-obatan yang sedang diminum ibu tersebut. Walau begitu, apabila Anda cenderung takut untuk minum obat selama menyusui, ada baiknya Anda mencari obat alternatif yang lebih aman. Resiko pemberian makanan buatan (susu formula) pada ibu dan bayi harus dipertimbangkan ketika memutuskan apakah menyusui dapat diteruskan (lembar informasi Menyusui dan Obat-obatan dan Menyusui dan Penyakit). 22. Mitos : Seorang ibu yang sedang menyusui harus sangat memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsinya. Fakta : TIDAK BENAR! Seorang ibu yang menyusui memang sebaiknya mengkonsumsi jenis makanan yang mengadung gizi seimbang, tetapi tidak perlu mengkonsumsi jenis makanan tertentu atau bahkan menghindari beberapa jenis makanan. Seorang ibu yang menyusui tidak perlu minum susu untuk dapat menghasilkan susu. Seorang ibu yang menyusui sebaiknya mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Namun, apabila terdapat riwayat alergi di keluarga, misalnya alergi seafood dan alergi susu sapi, maka ibu menyusui perlu lebih hati-hati dalam mengkonsumsi jenis-jenis makanan tersebut. 23. Mitos : Seorang ibu yang sedang menyusui harus banyak makan untuk dapat memproduksi ASI yang cukup. Fakta : TIDAK BENAR! Seorang ibu mampu memproduksi ASI secara cukup, kecuali apabila seorang ibu masuk ke kategori sangat kurang gizi untuk periode yang cukup lama. Umumnya, bayi akan mendapatkan ASI sesuai dengan kebutuhannya. Banyak ibu yang khawatir apabila ia tidak banyak makan maka akan mempengaruhi produksi ASInya. Sebetulnya tidak perlu kuatir. Banyak atau tidaknya makanan yang dikonsumsi ibu tidak berpengaruh terhadap kualitas maupun kuantitas ASI. Ada ibu yang makan lebih banyak selama menyusui, ada yang makan lebih sedikit, dua-duanya sah-sah saja dan tidak mempengaruhi ASI. Seorang ibu boleh saja makan makanan dengan gizi seimbang sesuai dengan seleranya. 24. Mitos : Seorang ibu yang sedang menyusui harus minum banyak cairan. Fakta : TIDAK BENAR! Seorang ibu seharusnya minum sesuai dengan kebutuhan dan rasa hausnya. Ada beberapa ibu-ibu menyusui yang selalu merasa haus ketika sedang menyusui, namun ada juga yang tidak. Jangan terpaku pada ketentuan bahwa harus minum sekian gelas air per hari. Semakin banyak Anda minum, semakin baik untuk proses laktasi Anda. 25. Mitos : Seorang ibu perokok sebaiknya memang tidak menyusui. Fakta : TIDAK BENAR! Seorang ibu yang tidak bisa berhenti merokok seharusnya tetap menyusui bayinya. Penelitian telah membuktikan bahwa ASI menurunkan resiko efek sampingan yang secara negatif ditimbulkan oleh asap rokok, seperti penyakit paru-paru pada bayi. Memang akan jauh lebih baik apabila ibu tidak merokok, namun jika ibu tidak bisa berhenti merokok, maka lebih baik ibu merokok dan menyusui daripada ibu merokok tapi memberikan susu formula kepada bayi. Jadi sepertinya bukan menghentikan menyusui bayi bagi ibu perokok, tetapi lebih tepat bila seorang ibu perokok menghentikan merokoknya dan meneruskan menyusuinya. Sebuah penelitian menunjukan hasil bahwa merokok dapat membuat payudara menjadi kendur. Karena rokok bisa memecah protein elastin di kulit yang berfungsi memberikan elastisitas dan menyokong payudara. 26. Mitos : Seorang ibu tidak boleh minum alkohol saat menyusui. Fakta : Tidak benar! Konsumsi alkohol yang wajar seharusnya tidak dilarang. Seperti halnya dengan sebagian besar obat, alkohol sangat sedikit keluar di dalam susu. Sang ibu dapat mengkonsum sialkohol dan tetap menyusui sebagaimana biasanya. Melarang alkohol adalah cara lain yang tidak perlu dalam membatasi ibu menyusui. 27. Mitos : Ibu yang putingnya berdarah tidak boleh menyusui. Fakta : Tidak benar! Meskipun darah membuat bayi gumoh lebih banyak, dan darah bahkan mungkin muncul dalam buang air besar nya, ini bukan alasan untuk berhenti menyusui bayi. Puting susu yang sakit dan berdarah tidak lebih buruk dari puting susu yang sakit dan tidak berdarah. Rasa sakit yang merupakan masalah ibu, dan ini dapat diatasi. Mintalah batuan. (Lembar Informasi Puting Nyeri dan vasospasme dan Fenomena Raynaud's). Kadang-kadang ibu mengalami perdarahan dari puting susu yang jelas berasal dari dalam payudara dan tidak biasanya berhubungan dengan nyeri. Hal ini sering terjadi dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran dan mengendap dalam beberapa hari. Sang ibu tidak harus berhenti menyusui untuk ini. Jika pendarahan tidak berhenti segera, perlu dicari sumber masalahnya, tapi ibu harus tetap menyusui. 28. Mitos : Wanita yang pernah melakukan operasi pembesaran payudara tidak dapat menyusui. Fakta : Tidak benar! Kebanyakan melakukannya dengan sangat baik. Tidak ada bukti bahwa menyusui dengan implan silikon berbahaya bagi bayi. Kadang-kadang operasi ini dilakukan melalui areola. Wanita dengan pembasaran payudara melalui areola ini sering memiliki masalah dengan pasokan susu, seperti halnya setiap wanita yang melakukan operasi dengan sayatan di sekitar garis areola. 29. Mitos : Wanita yang pernah melakukan operasi pengecilan payudara tidak dapat menyusui. Fakta : Tidak benar! Operasi pengecilan payudara seringkali tidak menurunkan kemampuan ibu untuk memproduksi ASI, tetapi karena banyak ibu memproduksi ASI lebih dari cukup, beberapa ibu yang memiliki operasi pengecilan payudara kadang-kadang bisa menyusui secara eksklusif. Dalam situasi seperti itu, pemantapan proses menyusui harus dilakukan dengan perhatian khusus dengan prinsip-prinsip yang disebutkan dalam Lembar Informasi Proses Menyusui dengan Benar. Namun, jika ibu tampaknya tidak menghasilkan cukup ASI, dia masih bisa menyusui, dengan alat bantu menyusui (sehingga puting buatan tidak mengganggu menyusui). 30. Mitos : Bayi prematur perlu belajar untuk menggunakan botol sebelum mereka bisa mulai menyusui. Fakta : Tidak benar! Bayi prematur akan lebih berkurang stress dengan menyusui daripada menggunakan botol susu. Seorang bayi dengan berat 1200 gram dan bahkan lebih kecil dapat mulai menyusu pada payudara segera setelah ia stabil, meskipun ia belum bisa melekat selama beberapa minggu. Namun, dia sedang belajar dan hal tersebut penting bagi bayi dan ibunya. Sebenarnya, berat badan bayi atau usia kehamilan tidak masalah seperti halnya kesiapan bayi untuk mengisap, sebagaimana ditentukan oleh gerakan bayi mengisap. Tidak ada alasan lagi untuk memberikan botol untuk bayi prematur seperti halnya pada bayi cukup bulan. Bila cairan tambahan benar-benar diperlukan ada cara untuk memberikannya tanpa menggunakan dot. 31. Mitos : Bayi dengan bibir sumbing dan atau celah langit-langit tidak dapat menyusu. Fakta : Tidak benar! Beberapa melakukannya dengan sangat baik. Bayi dengan bibir sumbing saja bisa menyusu dengan baik. Tapi banyak bayi dengan celah langit-langit memang mengalami kesulitan untuk melekat. Tidak diragukan, bagaimanapun, bahwa jika menyusu bahkan tidak dicoba, bayi tidak akan pernah menyusu. Kemampuan bayi untuk menyusu tidak selalu tergantung pada seberapa parah atau besar celah tersebut. Menyusu harus dimulai, sebanyak mungkin, menggunakan prinsip-prinsip menyusui yang tepat. Jika botol yang diberikan, hal itu akan melemahkan kemampuan bayi untuk menyusu. Jika bayi perlu diberi minum, tetapi tidak dapat melekat, cangkir bisa dan harus digunakan daripada botol. Memberi minum dengan jari kadang-kadang berhasil pada bayi dengan bibir sumbing atau celah langit-langit, tapi tidak selalu. 32. Mitos : Menyusui tidak memberikan perlindungan terhadap kehamilan. Fakta : Tidak benar! Ini memang bukan metode yang handal, tetapi tidak ada metode 100% handal. Pada kenyataannya, menyusui bukan metode buruk untuk menjaga jarak kelahiran anak, dan memberikan perlindungan yang dapat diandalkan terutama selama enam bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini hampir sama baiknya dengan pil KB, jika bayi di bawah usia enam bulan, jika ibu menyusui secara eksklusif, dan jika ibu belum mendapat menstruasi normal setelah melahirkan. Setelah enam bulan pertama, perlindungan berkurang, namun masih ada, dan rata-rata, wanita menyusui memasuki tahun kedua kehidupan akan punya bayi setiap dua sampai tiga tahun bahkan tanpa metode kontrasepsi buatan 33. Mitos : Ibu menyusui tidak boleh minum pil KB. Fakta : Tidak benar! Pertanyaannya adalah bukan tentang paparan hormon wanita, yang bayi dapat terkena pula melalui ASI. Bayi hanya mendapat paparan lebih sedikit dari pil. Namun, beberapa wanita yang minum pil, bahkan pil progestin saja, ditemukan bahwa produksi ASI berkurang. Pil yang mengandung estrogen lebih mungkin untuk mengurangi produksi ASI. Karena begitu banyak wanita menghasilkan lebih dari cukup, ini kadang-kadang tidak masalah, tapi kadang-kadang tidak bahkan bila produksi ASI berlimpah, dan bayi menjadi rewel dan tidak puas saat menyusu. Bayi bereaksi terhadap kecepatan aliran ASI, bukan apa yang ada "di payudara", sehingga bahkan suplai ASI yang sangat baik mungkin menyebabkan bayi yang biasa dengan aliran lebih cepat menjadi rewel. Menghentikan penggunaan pil seringkali membuat normal lagi. Jika mungkin, wanita yang sedang menyusui sebaiknya menghindari pil KB, atau setidaknya menunggu sampai bayi mulai MPASI (biasanya sekitar 6 bulan usia). Bahkan pada bayi yang usianya > 6 bulan, produksi ASI dapat turun secara signifikan. Jika ibu tetap memutuskan menggunakan pil KB, sebaiknya menggunakan pil progestin saja (tanpa estrogen). (info tentang isu seputar ASI dapat di baca lebih lanjut di buku 'Ma beri aku ASI, karena aku bukan anak sapi' karya marmi, pustaka pelajar sumber : Marmi, 2012, Ma beri aku ASI, karena aku bukan anak sapi, pustaka pelajar, yogyakarta

PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN

Tujuan Prenatal Care, pada umumnya memfasilitasi dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak yaitu untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas. Lebih penting lagi, tujuan prenatal care bagi keluarga yaitu untuk memajukan perkembangan bagi kesejahteraan keluarga dan interasi yang positif antara orang tua dan anak. Untuk mencapai tujuan diatas diperlukan suatu usaha dari ibu dan keluarga, dengan cara memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama kehamilan. Tujuan dari prenatal care tersebut untuk mengetahui perubahan-perubahan psikologis yang nantinya akan memepengaruhi kehamilan. Wanita yang merasa positif terhadap bayi didalam kandungannya akan membuat persalinannya berjalan lancar, hingga kemungkinan bayinya menderita masalah mental atau fisik sangat kecil. Sebaliknya wanita yang tidak senang atau tidak menginginkan bayinya dapat mengalami kesulitan saat melahirkan dan bayinya sangat berpeluang mangalami masalah pada fisik atau tingkah laku. Diduga hal itu karena janin dapat merasakan perasaan ibunya terhadap dirinya. Trimester I Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan tehadap kenyataan ini dan arti bagi semua ini bagi dirinyamerupakan tugas psikologis yang paling penting bagi dirinya. Salam trimester ini wanita menjadi ambivalen. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan. Akan tetapi bagi wanita terutama mereka yang telah merencanakan kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil, merasa suka cita sekaligus tidak tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat periode syok dan menyangkal kemudian kebingungan dan precupation dengan berbagai masalah yang diperkirakan sebagai penyebabnya terdiri dari 3 faktor; 1) Persepsi terhadap kehamilan; 2) Dukungan situasional; 3) Mekanisme koping. Penyesuaian terhadap awal kehamilan, ketika pertama kali mengetahui dirinya hamil, ia mungkin merasa syok dan menyangkal. Periode awal ketidakyakinan adalah hal yang umum terjadi seperti: • Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehmilannya • Merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan • Berharap untuk tidak hamil • Mencari-cari tanda untuk lebih yakin bahwa dirinya hamil • Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita satu dengan wanita yang lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual akan tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu terjadinya penurunana libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangannya masing-masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih saying yang besar dan cinta kasih tanpa seks. Trimester II Trimester kedua sering di kenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala rasa ketidaknyamanan yang normal yang dialami oleh ibu hamil. Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yakni fase pra-queckning dan pasca quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah , yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester ini yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya. Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibandingkan dengan trimester I dan sebelum hamil. Trimester kedua hampir terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina menjadi semakin banyak pada masa ini, kekemasan, kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia telah mengalami perubahan dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya menjadi seorang pencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua factor ini turut mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual. Selain hal tersebut diatas, ibu hamil biasanya lebih percaya diri dan tenang. Ibu merasa sehat, mulai menerima kehamilannya, ibu mulai merasakan gerakan dan kehadiran bayi, merasa lepas dari kecemasan dan tidak nyaman dan merasakan meningkatnya libido. Trimester III Trimester ketiga ini sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Ia mulai menyadari kehadiran bayi sebagi makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menantikan kelahiran sang bayi. Dan dalam trimester ini merupakan waktu persiapan yang aktif menantikan kelahiran bayinya. Hal ini membuat ia berjaga-jaga dann menunggu tanda dan gejala persalinan. Sejumlah ketakutan muncul dalam trimester ini yaitu merasa cemas dengan kehidupan bayinya dan dirinya sendiri, seperti : apakah bayinya nanti akan lahir abnormal, terkait dengan persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali dan hal – hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi. Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatiuan dan hak istimewa khusus lain selama ia hamil, pepisahan antara ia dan bayinya tidk dapat dihindari, dan perasaan kehilangana karena uterusnya yang penuh tiba – tiba akan mengempis dan kosong. Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Hasrat untuk melakukan hubungan seksual akan menghilang seiring dengan membesarnya abdomen yang menjadi penghalang. Alternatif possisi dalam berhubungan seksual dan metode alternative untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara- cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasngan dan konsultasi mereka dengan tenaga kesehatan khususnya bidan menjadi sangat penting. PERUBAHAN PERILAKU PADA IBU HAMIL Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si ibu ini semua di perngaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada si ibu baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya. Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis. a. Cenderung Malas Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bukan timbul begitu saja, melainkan pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. “Jadi tidak ada salahnya bila suami menggantikan peran istri untuk beberapa waktu. Misalnya dengan menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri. b. Lebih Sensitif. Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit-sedikit tersinggung lalu marah. apa pun perilaku ibu hamil yang dianggap kurang menyenangngkan, hadapi saja dengan santai. Ingatlah bahwa dampak perubahan psikis ini nantinya bakal hilang. Bukan apa-apa, bila suami membalas kembali dengan kemarahan, bisa-bisa istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi pertumbuhan janinnya. c. Minta Perhatian Lebih Perilaku lain yang kerap “mengganggu” adalah istri tiba-tiba lebih manja dan selalu ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih, usahakan untuk menanyakan keadaannya saat itu. Perhatian yang diberikan suami, walau sedikit, bisa memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk pertumbuhan janin. Demikian pula ketika istri merasakan pegal-pegal dan linu pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya. Sebaiknya lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran untuk menghadapinya. d. Gampang Cemburu Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan. Pulang telat sedikit saja, istri akan menanyakan hal macam-macam. Mungkin, selain perubahan hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk menenangkannya, suami perlu menjelaskan dengan bijaksana bahwa keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting dan bukan karena perselingkuhan. Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas. AKIBAT HORMON PROGESTERON Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu hamil. Ada juga yang perilakunya tidak berubah. Hal ini, disebabkan kerentanan psikis setiap orang yang berbeda-beda. Nah, daya tahan psikis dipengaruhi oleh kepribadian, pola asuh sewaktu kecil, atau kemauan ibu untuk belajar menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Biasanya ibu yang menerima atau bahkan sangat mengharapkan kehamilan akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan. Secara fisik dan psikis, mereka lebih siap. Berbeda dari ibu yang tidak siap, umpamanya karena kehamilannya tidak diinginkan, umumnya merasakan hal-hal yang lebih berat. Begitu pula dengan ibu yang sangat memperhatikan estetika tubuh. Dia akan merasa terganggu dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan. Seringkali ibu sangat gusar dengan perutnya yang semakin gendut, pinggul lebih besar, payudara membesar, rambut menjadi kusam, dan sebagainya. Tentu hal ini akan semakin membuat psikis ibu menjadi tidak stabil. Perubahan psikis umumnya lebih terasa di trimester pertama kehamilan. Kala itu pula, ibu masih harus menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan hormon yang terjadi. Lalu berangsur hilang di trimester kedua dan ketiga karena ibu sudah bisa menyesuaikan dirinya. WASPADAI PERUBAHAN BERLEBIHAN Perubahan perilaku pada ibu hamil, jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu proses tumbuh kembang janin. Namun, ada batasan yang mesti diwaspadai, yakni saat perilaku ibu sudah “keterlaluan”. Kriteria keterlaluan memang terkesan rancu, tapi yang pasti waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih atau stres sehingga perilakunya bisa “membahayakan” janin. Misalnya, kemalasan ibu sampai membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Atau kemarahan yang terjadi sudah sering berubah menjadi amukan. kondisi psikis yang terganggu akan berdampak buruk pada aktivitas fisiologis dalam diri ibu. Umpamanya, suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat dan sekresi asam lambung. Di samping itu, dapat pula memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, gelisah, pening, dan mual. Semua dampak ini akhirnya akan merugikan pertumbuhan janin karena si kecil sudah dapat merasakan dan menunjukkan reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar dirinya. Apalagi masa trimester pertama merupakan masa kritis menyangkut pembentukan organ tubuh janin. Oleh karena itu, walaupun sifat pemalas, pemarah, sensitif, dan manja wajar muncul di masa hamil, Banyak hal yang bisa dilakukan. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu maupun janin akan lebih sehat kondisinya. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan munculnya dampak psikis yang negatif. • Menyimak Informasi Seputar kehamilan Berbagai informasi mengenai kehamilan bisa didapat dari buku, majalah, koran, tabloid, atau situs kehamilan di internet. Dengan mengetahui akar masalah yang terjadi maka ibu bisa lebih tenang menghadapi kehamilan. Ibu pun jadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, jika tidak berusaha mencari tahu terhadap perubahan pada dirinya, tak mustahil akan timbul berbagai perasaan yang mungkin saja sangat mengganggu kondisi psikis. • Kontrol Teratur Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau bidan. Saat konsultasi, ibu bisa menanyakan tentang perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu perlu penanganan lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu untuk menemui psikolog atau psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi. • Perhatian Suami Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun kestabilan emosi ibu. Misalnya, ibu bisa saja meminta suami untuk menemaninya berkonsultasi ke dokter atau bidan agar merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari pasangan. • Jalin Komunikasi Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi, tetapi komunikasikanlah hal itu kepada suami. Dengan begitu diharapkan suami bisa berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan. Dukungan dari lingkungan, terutama suami, sangat berpengaruh terhadap kestabilan emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan ibu hamil yang dipendam sendiri tidak akan membawa perubahan. Suami tetap tidak acuh dan masalah ibu jadi berkepanjangan. • Beraktivitas Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang dapat meredakan gejolak perubahan psikis. Bisa dengan menjahit, melukis, bermain musik, atau apa pun. Umumnya, ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik. • Perhatikan Kesehatan Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai perubahan, termasuk perubahan psikis. Kondisi ini bisa terwujud dengan berolahraga ringan dan memperhatikan asupan gizi. Hindari mengonsumsi makanan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi kehamilan. • Relaksasi Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil mengatur napas, senam yoga, dan bentuk relaksasi lainnya. (untuk mendapatkan materi lengkap tentang materi ini, dapat dilihat pada buku sumber dibawah ini) Sumber : Marmi, 2011, Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL SESUAI TAHAP PERKEMBANGANNYA

Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental dan sosial. Selain kebutuhan psikologis, kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar kehamilan dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu selama hamil meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, mobilisasi & body mekanik, exercise atau senam hamil, istirahat atau tidur, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi, memantau kesejahteraan bayi, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, tanda bahaya dalam kehamilan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dibahas satu persatu berikut ini. A. Kebutuhan fisik ibu hamil trimester I, II, III 1. Oksigen Paru-paru bekerja lebih berat untuk keperluan ibu & janin. Pada hamil tua sebelum kepala masuk panggul, paru-paru terdesak ke atas sehingga menyebabkan sesak nafas. Untuk mencegah hal tersebut maka ibu hamil perlu : • Latihan nafas dengan senam hamil • Tidur dengan bantal yang tinggi • Makan tidak terlalu banyak • Hentikan merokok • Konsultasikan ke dokter bila ada gangguan nafas seperti asma • Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan vena asenden (hipotensi supine) 2. Nutrisi Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40 % digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %) digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil 11-13 kg. Pada triwulan pertama umumnya ibu hamil mengalami penurunan BB karena nafsu makan turun dan sering timbul muntah. Meskipun ibu hamil mengalami keadaan tersebut tetapi asupan makanan harus diberikan seperti biasa. Pada kondisi ini, ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin tumbuh baik. Makanlah makanan dengan porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah-buahan segar dan jus. Pada Trimester ke-2 nafsu makan mulai meningkat, kebutuhan makan harus lebih banyak dari biasanya meliputi zat sumber tenaga, pembangun, pelindung dan pengatur. Hal ini untuk kebutuhan janin. Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik, tetapi jangan kelebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu kurangi makanan terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti garam, ikan asin, telur asin, tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk : - Pertumbuhan dan perkembangan janin - Mengganti sel-sel tubuh yang rusak - Sumber tenaga - Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses kehamilan yang sehat, antara lain : - Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur - Hindari makanan yang terlalu asin, pedas, lemak cukup tinggi - Hindari makanan dan minuman yang mengandung alcohol, bahan pengawet dan zat pewarna - Hindari merokok Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. - Sumber Tenaga (Sumber Energi) Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari sekitar 15 % lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak. - Sumber Pembangun Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 800 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dan kandungan. - Sumber Pengatur dan Pelindung Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan mineral. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh. Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu hamil, yaitu : Jenis Tidak hamil Hamil Laktasi Kalori 2500 2500 3000 Protein (gr) 60 85 100 Calsium (gr) 0,8 1,5 2 Ferrum (mg) 12 15 15 Vit A (satuan internas) 5000 6000 8000 Vit B (mg) 1,5 1,8 2,3 Vit C (mg) 70 100 150 Riboflavin (mg) 2,2 2,5 3 As nicotin (mg) 15 18 23 Vit D (S.I ) + 400-800 400-800 Untuk memperoleh asupan makanan yang sehat, ibu hamil dianjurkan untuk mengolah makanan secara sehat pula. Adapun cara pengolahan makanan yang sehat dan tepat sebagai berikut : - Pilihlah sayuran dan buah-buahan yang segar dan berwarna kuning - Pilihlah daging dan ikan yang segar - Cucilah tangan yang bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan - Cucilah bahan makanan yang bersih - Jangan memasak sayuran sampai layu - Konsumsilah makanan yang diolah sampai matang - Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet, bumbu masak (vetsin) - Hindari pemakaian minyak yang sudah berkali-kali digunakan - Perhatikan tanggal kadaluarsa dan komposisi vitamin, mineral dan tempat makanan kalengan - Simpanlah peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman jangan membiarkan binatang berkeliaran di dapur. 3. Personal Hygiene Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri sendiri. Kebersihan badan mengurangkan kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak mengandung kuman-kuman. a. Cara merawat gigi Perawatan gigi perlu dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna. Caranya antara lain : • Tambal gigi yang berlubang • Mengobati gigi yang terinfeksi • Untuk mencegah caries • Menyikat gigi dengan teratur • Membilas mulut dengan air setelah makan atau minum apa saja • Gunakan pencuci mulut yang bersifat alkali atau basa b. Manfaat mandi • Merangsang sirkulasi • Menyegarkan • Menghilangkan kotoran yang harus diperhatikan • Mandi hati-hati jangan sampai jatuh • Air harus bersih • Tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas • Gunakan sabun yang mengandung antiseptik c. Perawatan rambut Rambut harus bersih, keramas satu minggu 2-3 kali d. Payudara Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan kalau terbasahi oleh colustrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi eczema pada puting susu dan sekitarnya. Puting susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi. e. Perawatan vagina / vulva Wanita yang hamil jangan melakukan irrigasi vagina kecuali dengan nasihat dokter karena irrigasi dalam kehamilan dapat menimbulkan emboli udara. Hal – hal yang harus diperhatikan adalah : • Celana dalam harus kering • Jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina • Sesudah bab / bak dilap dengan lap khusus f. Perawatan kuku Kuku bersih dan pendek 4. Pakaian Pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman, mudah menyerap keringat, mudah dicuci, tanpa sabuk / pita yang menekan dibagian perut / pergelangan tangan, pakaian juga tidak baik terlalu ketat dileher, stoking tungkai yang sering digunakan oleh sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian wanita hamil harus ringan dan menarik karena wanita hamil tubuhnya akan tambah menjadi besar. Sepatu harus terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan ketika stabilitas tubuh terganggu dan cedera kaki yang sering terjadi. Kaos kaki ketat tidak boleh digunakan. • BH Desain BH harus disesuaikan agar dapat menyangga payudara dan nyeri punggung yang tambah menjadi besar pada kehamilan dan memudahkan ibu ketika akan menyusui. BH harus tali besar sehingga tidak terasa sakit dibahu. Pemakaian BH dianjurkan terutama pada kehamilan dibulan ke 4 sampai ke 5 sesudah terbiasa boleh menggunakan BH tipis/ tidak memakai BH sama sekali jika tanpa BH terasa lebih nyaman. Ada dua pilihan BH yang biasa tersedia, yaitu BH katun biasa dan BH nylon yang halus. • Korset Korset yang khusus untuk ibu hamil dapat membantu menekan perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung. Korset ibu hamil didesain untuk meyangga bagian perut diatas sympisis pubis di sebelah depan dan masing-masing di sisi bagian tengah pinggang disebelah belakang. Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan (selain menyangga dengan ketat tapi lembut) pada perut yang membesar dan dianjurkan pada wanita hamil yang mempunyai tonus otot perut yang rendah. Untuk kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus dan wanita hamil tidak dianjurkan untuk mengenakannya. 5. Eliminasi Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar, untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar, sehingga buang air besar mengalami obstipasi (sembelit). Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan untuk meningkatkan gerak, banyak makan makanan berserat (sayur dan buah-buahan). Sembelit dapat menambah gangguan wasir menjadi lebih besar dan berdarah. 6. Seksual Masalah hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang tidak dapat ditawar, tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka yang hamil, kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari, bila terdapat keguguran berulang atau mengancam kehamilan dengan tanda infeksi, pendarahan, mengeluarkan air. Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan perlu dihindari hubungan seksual karena dapat membahayakan. Bisa terjadi bila kurang higienis, ketuban bisa pecah, dan persalinan bisa terangsang karena, sperma mengandung prostaglandin. Perlu diketahui keinginan seksual ibu hamil tua sudah berkurang karena berat perut yang makin membesar dan tekniknya pun sudah sulit dilakukan. Posisi diatur untuk menyesuaikan pembesaran perut. 7. Mobilisasi, Body Mekanik Ibu hamil harus mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri dengan baik dan kiat berdiri duduk dan mengangkat tanpa menjadi tegang. Body mekanik (sikap tubuh yang baik) diinstruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama kehamilan. Karena sikap tubuh seorang wanita yang kurang baik dapat mengakibatkan sakit pinggang. Alternatif sikap untuk mencegah dan mengurangi sakit pinggang : a. Gerakan atau goyangkan panggul dengan tangan diatas lutut dan sambil duduk di kursi dengan punggung yang lurus atau goyangkan panggul dengan posisi berdiri pada sebuah dinding. b. Untuk berdiri yang lama misalnya menyetrika, bekerja di luar rumah yaitu letakkan satu kaki diatas alas yang rendah secara bergantian atau menggunakan sebuah kotak. c. Untuk duduk yang lama caranya yaitu duduk yang rendah menapakkan kaki pada lantai lebih disukai dengan lutut lebih tinggi dari pada paha. d. Menggunakan body mekanik dimana disini otot-otot kaki yang berperan. - Untuk menjangkau objek pada lantai atau dekat lantai yaitu dengan cara membengkokan kedua lutut punggung harus lurus, kaki terpisah 12-18 inchi untuk menjaga keseimbangan. - Untuk mengangkat objek yang berat seperti anak kecil caranya yaitu mengangkat dengan kaki, satu kaki diletakkan agak kedepan dari pada yang lain dan juga telapak lebih rendah pada satu lutut kemudian berdiri atau duduk satu kaki diletakkan agak kebelakang dari yang lain sambil ibu menaikkan atau merendahkan dirinya. e. Menyarankan agar ibu memakai sepatu yang kokoh atau menopang dan tumit yang rendah tidak lebih dari 1 inchi. 8. Exercise / Senam Hamil Secara umum, tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil sebagai berikut : - Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara fungsi hati untuk dapat menahan berat badan yang semakin naik, nyeri kaki, varices, bengkak dan lain-lain. - Melatih dan mengusai teknik pernafasan yang berperan penting dalam kehamilan dan proses persalinan. Dengan demikian proses relaksasi dapat berlangsung lebih cepat dan kebutuhan 02 terpenuhi. - Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul dan lain-lain. - Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan. - Memperoleh relaksasi yang sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi. - Mendukung ketenangan fisik Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan senam hamil sebagai berikut : - Kehamilan normal yang dimulai pada umur kehamilan 5 bulan (22 minggu) - Diutamakan kehamilan pertama atau pada kehamilan berikutnya yang menjalani kesakitan persalinan / melahirkan anak prematur pada persalinan sebelumnya - Latihan harus secara teratur dalam suasana yang tenang - Berpakaian cukup longgar - Menggunakan kasur/ matras 9. Istirahat / Tidur Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam. 10. Imunisasi Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah. Hal ini karena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan Janin. Imunisasi harus diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk mencegah kemungkinan tetanus neonatorum. Imunisasi TT harus diberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak waktu TT1 dan TT2 minimal 1 bulan, dan ibu hamil harus sudah diimunisasi lengkap pada umur kehamilan 8 bulan. 11. Travelling Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta Oedema tungkai karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol. Jika mungkin perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak mempengaruhi kehamilan, bila kehamilan telah 35 minggu ada perusahaan penerbangan yang menolak membawa wanita hamil ada juga yang menerima dengan catatan keterangan dokter yang menyatakan cukup sehat untuk bepergian. Berpergian dapat menimbulkan masalah lain, seperti konstipasi / diare karena asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti biasanya karena akibat perjalanan yang melelahkan. 12. Persiapan Laktasi Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas Bimbingan Persiapan Menyusui (BPM). Suatu pusat pelayanan kesehatan seperti RS, RB dan Puskesmas harus mempunyai kebijakan yang berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan menyusui. Pelayanan pada BPM terdiri atas : a. Penyuluhan - Keunggulan ASI - Manfaat rawat gabung - Perawatan puting susu - Perawatan bayi - Gizi ibu hamil dan menyusui - Keluarga berencana b. Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan dalam keberhasilan dalam menyusui Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap yang positif harus sudah terjadi pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Banyak ibu yang memiliki masalah. Oleh karenanya bidan harus dapat membuat ibu tertarik dan simpati. Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah - Setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ibu akan sukses dalam menyusui bayinya. - Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu buatan/formula. - Memecahkan masalah yang timbul dalam menyusui. - Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan. - Memberikan kesempatan ibu untuk bertanya. c. Pelayanan pemeriksaan payudara, perawatan puting susu dan senam hamil Tujuan pemeriksaan payudara adalah untuk mengetahui lebih dini adanya kelainan, sehingga diharapkan dapat dikoreksi sebelum persalinan. Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada kunjungan pertama ibu, dimulai dari inspeksi, palpasi. Untuk menunjang keberhasilan menyusui maka pada saat kehamilan puting susu ibu perlu diperiksa kelenturannya dengan cara: • Sebelum dipegang periksa dulu bentuk puting susu • Cubit areola di sisi puting susu dengan ibu jari dan telunjuk • Dengan perlahan puting susu dan areola ditarik, untuk membentuk “dot”, bila puting susu mudah ditarik, berarti lentur. Tertarik sedikit berarti kurang lentur. Masuk ke dalam berarti puting susu terbenam Puting susu dapat dikoreksi dengan : - Gerakan Hofman (Sekarang tidak dianjurkan lagi) - Penggunaan pompa puting. Bila pompa puting tidak tersedia dapat dibuat dari modifikasi jarum suntik 10 cc, bagian ujung jarum dipotong dan kemudian pendorong dimasukkan dari arah potongan tersebut. Kemudian tarik puting perlahan sehingga ada tahanan dan dipertahankan selama 30 detik sampai 1 menit. Lakukan beberapa kali dalam sehari. Langkah – langkah Menyusui Yang Benar 1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting susu. 2. Bayi diletakkan menghadap payudara. a. Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah dan punggung ibu bersandar pada kursi. b. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu ( kepala tidak boleh menengadah, dan bokong menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ). c. Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu dan yang satu didepan d. Perut bayi menempel badan ibu, badan dan kepala bayi sedikit melengkung sehingga dapat melingkari perut ibu, tidak hanya membelokkan kepala bayi e. Kuping dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang. 3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas puting dan jari yang lain menopang di bawahnya, jangan menekan puting susu atau areolanya saja seperti memegang rokok. 4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi atau sudut mulut bayi dengan puting. 5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat payudara dimasukan ke mulut bayi. a. Usahakan seluruh areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit – langit dan lidah bayi akan menekan. b. Setelah bayi mulai menghisap payudara dengan irama perlahan namun kuat, maka payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi. 6. Melepas isapan Bila satu payudara telah terasa kosong, jangan biarkan bayi terus menghisap sebab udara akan masuk. Lepaskan isapan dan ganti dengan payudara yang lain. Cara melepaskan isapan bayi : a. Jari kelingking ibu dimasukan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau, b. Dagu bayi ditekan ke bawah 7. Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting susu. 13. Persiapan Kelahiran Bayi Sangatlah penting bekerjasama dengan ibu, keluarga dan masyarakat dalam mempersiapkan persalinan serta membuat rencana tindakan sekiranya terjadi komplikasi-komplikasi. Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang ia perlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Ada 5 komponen penting dalam rencana kehamilan : Langkah I : Membuat rencana persalinan Idealnya setiap keluarga mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana persalinan. Hal-hal di bawah ini haruslah digali dan diputuskan dalam membuat rencana persalinan tersebut : • Tempat persalinan • Memilih tenaga kesehatan terlatih • Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut • Bagaimana transportasi ke tempat persalinan • Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut • Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada Langkah II : Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambil keputusan tidak ada. Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan : • Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga ? • Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan ? Langkah III : Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan Setiap keluarga seharusnya mempunyai rencana transportasi untuk ibu, jika ia mengalami komplikasi dan perlu segera di rujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen di bawah ini : • Dimana ibu akan bersalin (Desa, fasilitas kesehatan, rumah sakit) • Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdaruratan • Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial Langkah IV : Membuat rencana/pola menabung Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan. Langkah V : Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Ia dan keluarganya dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita atau kain, sabun, seprai dan menyimpannya untuk persiapan persalinan. 14. Memantau Kesejahteraan Bayi Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan ibu hamil dengan cara menghitung gerakan janin dan menimbang pertumbuhan berat badan ibu setiap trimesternya apakah mengalami peningkatan atau tidak.Ketidaknyamanan dan cara mengatasi 15. Ketidaknyaman dan Cara Mengatasinya Tidak semua wanita mengalami semua ketidak nyamanan yang muncul selama kehamilan, tetapi kebanykaan wanita hamilan mengalaminya mulai dari tingkat ringan hingga berat. Cara mengatasi ketidaknyamanan ini didasakan pada penyebab dan penatalaksanaan didasarkan pada gejala yang muncul. Tidak semua cara tersebut cocok untuk semua wanita hamil. Namun semakin banyak pengetahuan yang Anda ketahui maka semakin memudahkan bagi Anda untuk memberikan intervensi terhadap setiap keluhan ibu hamil. a. Nause (Mual) Ada banyak tindakan untuk meredakan morning sickness satu atau semua atau kombinasi dari tindakan tersebut mungkin merupakan cara yang efektif bagi ibu hamil tersebut, tindakan tersebut dapat berupa : • Makan dengan prosi kecil, sering bahkan setiap dua jam, karena hal ini lebih mudah dipertahankan daripada makan porsi besar tiga kali sehari. • Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum beranjak dari tempat tidur di pagi hari. • Jangan menyikat gigi segera setelah makan dan bangun tidur untuk menghindari reflek gag atau reflek muntah. • Minum minuman yang mengandung karbonat khususnya gingrale. • Hinari makanan beraroma kuat atau menyengat. • Batasi lemak dalam makanan/diet. • Coba gunakan pembalut lengan yang berfungsi sebagai akupresure • Selalu ingat bahwa nause (mual) kemungkinan besar berakhir besar pada trimester kedua • Istirahat. • Gunakan obat-obatan, ada dua masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan ini, yaitu Terotogenitas dan Keefektifan hal yang dikhawatirkan adalah pengaruh obat terhadap embrio atau janin pada masa ini. Bidan harus mewaspadai penggunaan obat-obatan yang belum banyak diteliti efek teratogeniknya. b. Ptialisme ( Salivasi Berlebihan) Ptialisme merupakan kondisi yang tidak lazim yang disebabkan oleh peningkatan keasaman didalam mulut atau peningkatan asupan zat pati yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan mengalami sekeresi berlebihan. Pada wanita yang mengalami ptialisme biasanya juga mengalami mual. Kondisi mereka berlangsung terus menerus dan menjadi suatu siklus karena bukan saja saliva yang berlebihan ini membuat rasa mual semakin kuat, tetapi keinginan untuk menghindari nause juga mengakibatkan pasien menelan lebih sedikit makanan sehingga jumlah saliva didalam mulut meningkat. c. Keletihan Keletihan dialami pada trimester pertama, namun penyebabnya belum diketahui. Penurunan drastis laju metabolisme selama trimester pertama merupakan indikasi penyebab utama reaksi kelelahan pada ibu hamil. Selain itu peningkatan kadar hormon estrogen juga dicurigai sebagai salah satu faktor penyebab rasa letih dengan proses meningkatnya rasa ingin tidur pada ibu hamil. Hal yang perlu disyukuri bahwa, keletihan ini akan berakhir pada akhir trimester pertama. Metode yang dapat dilakukan untuk meredakan rasa letih tersebut adalah dengan; • Meyakin kepada ibu hamil bahwa keletihan merupakan suatu hal yang normal dan akan hilang secara spontan pada umur kehamilan masuk trimester kedua. • Sering beristirahat selama siang hari jika waktu memungkinkan. • Latihan ringan dan nutrisi yang baik dan mencukupi kebutuhan ibu hamil. d. Nyeri Punggung Bagian Atas (Non Patologis) Nyeri punggung yang dimaksudkan disini merupakan suatu kondisi yang normal terjadi pada trimester pertama. Hal tersebut diakibatkan karena meningkatnya ukuran payudara yang membuat payudara menjadi berat. Yang mana pada trimester pertama, hal tersebut sebagai penanda praduga kehamilan. Akibat dari pembesaran payudara ini adalah terjadinya penarikan otot punggung, apabila tidak disertai penyokongan payudara secara adekuat. Metode untuk mengurangi nyeri ini adalah dengan: • Menggunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda: - Berjongkok dan bukan membungkuk untuk mengangkat setiap benda agar supaya kaki (paha) dan bukan punggung yang akan menahan beban dan tegangan - Lebarkan kaki dan letakkan satu kaki sedikit di depan kaki yang lain pada waktu membungkuk agar terdapat dasar yang luas untuk keseimbangan pada waktu bangkit dari posisi jongkok • Berlatih dengan mengangkat panggul, hindari ketidaknyamanan karena pekerjaan, sepatu dengan hak tinggi, mengangkat beban berat dan keletihan. • Gunakan kasur yang keras utnuk tidur • Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung • menggunakan bra yang berukuran sesuai dengan ukuran payudara. Selain itu, penggunaan bra yang sesuai juga akan memberikan rasa nyaman pada rasa nyeri yang timbul pada payudara akibat pembesaran ukuran payudara. Bra yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut; - Bahan bra menyokong dengan baik, berpori, lembut dan mudah dicuci - Bra memiliki bentuk yang mencegah penekanan dan iritasi pada payudara dan puting sekaligus memberikan sokongan yang pas - Tali bahu yang mudah disesuaikan dan lebar - Tali belakang yang lebar dengan sejumlah kait pengencang yang mudah disesauikan - Penyokong mulai dari bawah hingga keaatas dan dari samping kearah dalam e. Pica (ngidam makanan) • Mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita mengenai apa yang bisa mengurangi mual dan muntah • Indra pengecap menjadi tumpul sehingga mencari makanan yang lebih merangsang • Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asal cukup bergizi dan makanan yang diidamkan bukan makanan yang tidak baik f. Sakit punggung bagian bawah • Terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan • Dasar anatomis dan fisiologis : - Kurvatur dari vertebra umbosacral yang meningkat saat uterus terus membesar - Spasme otot karena tekanan terhadap akar syaraf - Kadar hormon yang meningkat, sehingga cartilage didalam sendi-sendi besar menjadi lembek - Keletihan Cara meringankan • Gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda • Hindari sepatu atau sandal hak tinggi • Hindari mengangkat beban yang berat • Gunakan kasur yang keras untuk tidur • Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung • Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi terhambat Terapi Jika terlalu parah gunakan penopang abdomen eksternal g. Leukorea (Keputihan) Leukorea merupakan sekresi vagina dalam jumlah besar dengan konsistensi kental atau cair yang dimulai dari trimester pertama, sebagai bentuk dari hiperplasi mukosa vagina. Leukore dapat disebabkan oleh karena terjadinya peningkatan produksi kelenjar dan lendir endoservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen. Hal lain yang dicurigai sebagai penyebab terjadinya leukorea adalah pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil Doderlein. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi leukorea adalah dengan; • Memperhatikan kebersihan tubuh pada area genital • Membersihkan area genital dari arah depan ke arah belakang • Mengganti panty berbahan katun dengan sering • Mengganti celana dalam secara rutin • Tidak melakukan douch atau menggunakan semprot untuk menjaga area genitalia h. Nocturia ( Sering Berkemih) Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester pertama, dimungkinkan karena terjadinya peningkatan berat pada rahim sehingga membuat istmus menjadi lunak (tanda hegar), hal ini menyebabkan posisi rahim menjadi antefleksi sehingga menekan kandung kemih secara langsung. Sedangkan peningkatan frekuensi berkemih pada trimester ketiga paling sering dialami oleh wanita primigravida setelah lightening terjadi. Lightening menyebabkan bagian pretensi (terendah) janin akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Metode yang dapat dilakukan guna mengantisipasi atau mengatasi hal ini adalah dengan: • Menjelaskan mengenai penyebab terjadinya nocturia • Segera mengkosongkan kandung kemih saat terasa inging berkemih • Perbanyak minum pada siang hari • Jangan mengurangi porsi air minum di malam hari, kecuali apabila nocturia menggangu tidur sehingga menyebabkan keletihan • Membatasi minuman yang mengandung bahan cafein (teh, kopi, cola) • Bila tidur (khususnya malam hari) posisi miring dengan kedua kaki ditinggikan untuk meningkatkan diuresis i. Nyeri Ulu Hati Ketidaknyamanan ini biasanya timbul pada akhir trimester kedua sampai trimester ketiga. Hal ini disebabkan karena adanya refluks atau regurgitasi (aliran balik esophagus yang menyebabkan timbulnya rasa panas seperti terbakar diarea tersebut dengan retrosternal timbul dari aliran balik asam gastrik kedalam esophagus bagian bawah. Faktor penyebab terjadinya hal tersebut adalah: • Produksi progesteron yang meningkat • Relaksasi spingter esopagus bagian bawah (LES) bersamaan perubahan dalam gradien tekanan sepanjang spingter • Kemampuan gerak serta tonus gastro intestinal yang menurun dan relaksasi spingkter cardia yang meningkat • Pergesera lambung karena pembesaran uterus Berikut ini merupakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan ini adalah dengan: • Makan sedikit tetapi sering • Pertahankan postur tubuh yang baik suapaya ada ruang lebih besar bagi lambung Regangkan lengan melampaui kepala untuk memberi ruang bagi perut untuk berfungsi • Hindari makanan berlemak • Hindari minum bersamaan dengan makan • Hindari makanan dingin • Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan • Hindari rokok, kopi, coklat dan alkohol • Upayakan minum susu murni daripada susu manis • Minum susu skim atau konsumsi es krim rendah lemak • Hindari makanan berat atau makanan lengkap sesaat sebelum tidur • Gunakan preparat antasida dengan kandungan hidroksi alumunium dan hidroksi magnesium atau magnesium trisilikad • Hindari berbaring setelah makan j. Chloasma gravidarum • Terjadi pada trimester II • Kecenderungan genetic peningkatan kadar estrogen dan mungkin progesteron dapat merangsang hormone melanogenic Pencegahan • Hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan • Gunakan bahan pelindung non-alergis Terapi farmakologis • Hindari penggunaan hydroqinones, karena dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya k. Diarrhea • Terjadi pada trimester I, II, III • Mungkin akibat dari peningkatan hormone • Efek samping dari infeksi virus Cara meringankan • Cairan pengganti rehidrasi –oral • Hindari makanan berserat tinggi seperti sereal kasar, sayur-sayuran, buah-buahan, laktosa yang mengandung makanan • Makan sedikit tapi sering untuk memastikan kecukupan gizi l. Edema dependen • Terjadi pada trimester II dan III • Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal • Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah • Peningkatan kadar permeabilitas kapiler • Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk/ pada vena kava inferior ketika berbaring Cara meringankan atau mencegah • Hindari posisi berbaring terlentang • Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri, dengan kaki agak ditinggikan • Angkat kaki ketika duduk/istirahat • Hindari kaos yang ketat/tali/pita yang ketat pada kaki • Lakukan senam secara teratur Tanda bahaya • Jika muncul pada muka dan tangan dan disertai dengan proteinuria serta hipertensi (waspada preeklampsi/eklampsia m. Flatulen (Ketut) Flatulen diduga sebagai akibat dari penurunan motilitas gastrointestinal yang disebabkan karena terjadinya peningkatan hormon progesteron. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi flatulen adalah pola memiliki defekasi harian teratur dan menghindari makanan yang menghasilkan gas. Selain itu posisi lutut dan dada akan membantu ketidaknyaman akibat gas yang terperangkap di dalam. n. Konstipasi Konstipasi biasanya terjadi pada trimester dua dan tiga.konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron. Konstipasi juga dapat terjadi sebagai akibat dari efek samping penggunaan zat besi, hal ini akan memperberat masalah pada wanita hamil. Berikut ini merupakan beberapa cara yang dapat dicoba guna mengurangi keluhan obstipasi pada wanita hamil, yaitu: • Asupan cairan yang adekuat yaitu dengan minum air minimal 8 gelas perhari ukuran gelas minum • Konsumsi buah prem atau jus prem • Istirahat cukup • Minum air hangat • Makan makanan berserat dan mengandung serat alami, misalnya selada dan seledri, kulit padi • Memiliki pola defekasi yang baik dan teratur, buang air besar segera setelah ada dorongan dan pipis secara teratur • Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari, pertahankan postur yang baik, mekanisme tubuh yang baik, latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur semua kegiatan ini memfasilitasi sirkulasi vena sehingga mencegah kongesti pada usus besar • Konsumsi laksatif ringan, pelunak faeses dan atau supositoria gliserin jika ada indikasi o. Kram kaki • Biasanya terjadi setelah kehamilan 24 minggu • Dasar fisiologis penyebab masih belum jelas • Bisa terjadi karena : - Kekurangan asupan kalsium - Ketidakseimbangan rasio kalsium-fosfor - Pemnbesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada pembuluh dasar pelvic, dengan demikian dapat menurunkan sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah Cara meringankan; • Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornay tinggi) dan cari yang high calcium • Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk meregangkan otot-otot yang terkena kram • Gunakan penghangat untuk otot Terapi; • Suplementasi dengan garam kalsium yang tidak mengandung fosfor • Gunakan antacid alumunium hidroksida untuk meningkatkan pembentukan fosfor yang tidak melarut Tanda bahaya; • Tanda-tanda thrombophlebitis superficial/ trombosis vena yang dalam p. Insomnia • Terjadi mulai pada pertengahan masa kehamilan • Disebabkan oleh : - perasaan gelisah, khawatir atau pun bahagia - ketidaknyamanan fisik seperti membesarnya uterus, pergerakan janin, bangun di tengah malam karena nocturia, dyspnea, heartburn, sakit otot, stress dan cemas Cara meringankan; • Gunakan teknik relaksasi • Mandi air hangat, minum-minuman hangat (susu, the dengan susu) sebelum pergi tidur • Melakukan aktivitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur Terapi; • Gunakan antihistamin • Hindari obat-obatan tidur (dapat emlintasi sawar plasenta) Tanda bahaya; • Keletihan yang berlebihan • Tanda-tanda depresi q. Perut kembung • Terjadi pada trimester II dan III • Motilitas gastrointestinal menurun, menyebabkab terjabdinay perlambatan waktu pengosongan menimbulkan efek peningkatan progesterone pada relaksasi otot polos dan penekanan uterus pada usus besar Cara meringankan • Hindari makanan yang mengandung gas • Mengunyah makanan secara sempurna • Pertahankan kebiasaan BAB yang teratur • Posisi knee chest (posisi seperti sujud tapi dada ditempelkan ke lantai) hal ini dapat membantu ketidaknyamanan dari gas yang tidak keluar r. Sakit kepala • Biasa terjadi pada trimester II dan III • Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan • Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah Cara meringankan • Teknik relaksasi • Memassase leher dan otot bahu • Penggunaan kompres panas/es pada leher • Istirahat • Mandi air hangat Terapi • Gunakan paracetamol • Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik Tanda bahaya • Bila bertambah berat atau berlanjut • Jika disertai dengan hipertensi dan proteinuria (preeklampsi) • Jika ada migraine • Penglihatan berkurang atau kabur s. Dispareunia (rasa sakit pada saat berhubungan seksual) • Terjadi selama kehamilan • Akibat pembesaran uterus, hal ini menyebabkan penurunan sirkulasi, pelvic/vagina kongesti • Masalah fisik mungkin disebabkan oleh pembesaran abdomen/masuknya bagian terbawah janin ke dalam pelvic • Faktor psikologis : miskonsepsi dan takut menyakiti janin Cara mengurangi • Perubahan posisi, hal ini akan meredakan masalah yang disebabkan oleh pembesaran abdomen/rasa sakit dari penetrasi yang dalam • Diskusi miskonsepsi dan ketakutan, agar wanita tidak khawatir berlebihan • Kedua pasangan sebaiknya membuka informasi pada cara alternative untuk kepuasan seksual masing-masing t. Striae gravidarum • Terjadi pada bulan ke 6-7 • Penyebab tidak jelas • Bisa timbul akibat perubahan hormon/gabungan antara perubahan hormone dan peregangan Cara meringankan • Gunakan emollient topical jika ada indikasinya • Gunakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen u. Haemoroid Haemoroid selalu didahului dengan konstipasi, oleh sebab itu semua hal yang menyebabkan konstipasi berpotensi menyebabkan haemoroid. Progesteron juga berperan dalam menyebabkan terjadinya relaksasi dinding vena dan usus besar, pembesaran uterus juga menyebabkan peningkatan tekanan pada dinding vena dan usus besar. Adapun sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi hemoroid adalah: • Hindari konstipasi, pencegahan merupakan penganganan yang paling efektif • Hindari mengejan saat defekasi • Mandi berendam dengan air hangat • Kompres witch hazel • Kompres es • Kompres garam epson • Masukan kembali hemoroid kembali kedalam rektum (menggunakan lubrikasi) dilakukan sambil latihan mengencangkan perineum (kegel) • Tirah baring dengan cara mengelevasi panggul dan ekstremitas bagian bawah • Salep analgesic dan anestesi topikal • Preparat H a. Garis-garis perut - Gunakan anti pruritis jika ada indikasinya - Gunakan pakaian yang menimpang payudara dan abdomen - b. Gatal-gatal Gunakan kompres dingin mandi berendam/shower c. Gusi berdarah - Berkumur dengan ari hangat - Memeriksakan gigi secraa teratur - Jaga kebersihan gigi, menggosok gigi dan flossing d. Insomnia - Gunakan teknik relaksasi - Mandi air hangat, minum minuman hangat (susu) e. Keringat bertambah - Pilihlan pakaian yang longgar dan tipis - Tingkatkan intake cairan f. Kram pada kaki - Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfor tinggi) - Berlatih dorsofleksi pada kaki - Gunakan penghangat g. Perut kembung - Hindari makanan yang mengandung gas - Mengunyah makanan secara sempurna - Lakukan senam secara teratur h. Pusing - Bangun secraa perlahan dari posisi istirahat - Hindari berdiri terlalu lama - Hindari berbaring dalam posisi terlentang 16. Pekerjaan Tidak semua wanita hamil harus berhenti dari pekerjaannya. Seorang wanita hamil yang harus berhenti bekerja di luar rumah sangat tergantung pada jenis pekerjaannya, apakah lingkungan pekerjaannya tersebut dapat mengancam kehamilan atau tidak dan seberapa besar energi fisik dan mental yang diperlukan dalam bekerja. Sebagai contoh : wanita yang bekerja sebagai radiografer dianjurkan untuk meninggalkan pekerjaannya beberapa bulan sebelum hamil. Menurut undang-undang perburuhan, wanita hamil berhak mendapatkan cuti 1,5 bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan setelah melahirkan. Sangat dianjurkan sekali bagi setiap wanita hamil agar segera memeriksakan kehamilannya pada dokter atau apabila mengalami perdarahan dari jalan lahir atau apabila sewaktu-waktu merasakan kram hebat di perut. Tanda-tanda awal persalinan haru diketahui wanita hamil dan keluarga pada minggu-minggu akhir kehamilan, dengan demikian diharapkan wanita hamil dan keluarga lebih siap dan waspada apabila muncul tanda-tanda persalinan tersebut. 17. Konsep kesehatan gigi Keperluan akan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan untuk diperhatikan. Adanya kerusakan gigi atau pendarahan dan pembengkakan gusi atau gejala lainnya di rongga mulut akan menimbulkan berbagai gangguan terutama pada waktu makan (Adyatmaka,1992). Untuk mencegah timbulnya ganguan di rongga mulut selama masa kehamilan, perlu diciptakan tingkat kebersihan mulut yang optimal. Pelaksanaan program kontrol plak penting dilakukan untuk mencegah peradangan pada gingiva akibat iritasi lokal, gangguan keseimbangan hormonal dan kelainan-kelainan di rongga mulut selama masa kehamilan. Ada beberapa hal yang perlu ditekankan kepada ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, yaitu : a. Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah, setelah ini segera bersihkan mulut dengan berkumur-kumur atau menyikat gigi. b. Mengatur pola makanan dan menghindari makanan yang bersitat kariogenik. c. Menyikat gigi secara teratur. d. Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi. Kunjungan ke dokter gigi pada masa kehamilan bukanlah merupakan hal yang kontraindikasi B. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Trimester I, II, III 1. Support Keluarga Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat. a. Suami Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan. Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya. Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya. Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan, menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya. Menurut penelitian di Indonesia Dukungan suami yang diharapkan istri: • Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri • Suami senang mendapat keturunan • Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini • Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri/janin yang dikandung • Suami tidak menyakiti istri • Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri • Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja • Suami membantu tugas istri • Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya • Suami menungu ketika istri melahirkan • Suami menunggu ketika istri di operasi b. Keluarga Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua. Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk : • Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini • Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini • Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi • Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan c. Lingkungan Dukungan Lingkungan Dapat Berupa : • Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan • Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan • Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa • Menunggui ibu ketika melahirkan • Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil 2. Support Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan : • Aktif : melalui kelas antenatal • Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi. Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung. 3. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik. 4. Persiapan Menjadi Orang Tua • Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau peralihan • Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat disatukan dengan anggota keluarga yang baru. Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan : • Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu keadaan statis • Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang tua dimulai Peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa peralihan : • Perubahan ini dianggap suatu krisis apabila sangat hebat, sangat mengganggu dan merupakan perubahan negatif • Perubahan kebiasaan yang mengganggu seperti: - Perubahan kehidupan seksual - Pola tidur dan lain - lain Hal- hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru lahir adalah: • Temperamen • Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan • Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka Peralihan menjadi orang tua • Fase Penantian: - Berkaitan dampaknya pada kehamilan - Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang tua, misalnya : pembagian tugas dalam keluarga - Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat, tantangan, dan tanggung jawab. • Fase bulan madu - Sangat berdampak pada masa puerpurium, perlu mendapat perhatian pada askebnya - Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembura - Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina hubungan baru dengan bayi - Merupakan fase yang beratà adaptasi dengan anggota baru 5. Persiapan Sibling Ketertarikan dan keterkaitan (bonding and attachment) • Kemampuan BBL untuk mengendalikan tingkah laku merupakan rangsang kuat untuk orang tua yang siap untuk melanjutkan hubungan dari ketertarikan awal (initial bonding) menuju keterkaitan (attachment) • Ketertarikan merupakan awal tertariknya dan keinginan untuk lebih mengenal • Sedangkan keterkaitan merupakan suatu kerja keras dan lama untuk mencintai seseorang • Oleh karena itu, ketertarikan dapat dianggap langkah awal dalam proses saling tertarik dan respon antara orang tua dan BBL berkembang dan menjadi kasih sayang dan afiliasi Pelayanan asuhan kesehatan • Pelayanan asuhan harus hati-hati bila menasihati pasien, sehingga tidak menimbulkan rasa bersalah pada orang tua yang tidak dapat atau tidak turut berpartisipasi dalam proses persalinan dan yang tidak langsung tertarik pada bayi barunya. • Proses keterkaitan bervariasi dari satu keadaan ke keadaan yang lain dan dari satu kebudayaan ke kebudayaan yang lain SIBLING (KAKAK-KAKAK) • Respon kakak-kakak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan • Biasanya balita kurang sadar akan adanya kelahiran • Mereka mungkin melihat “pendatang baru” itu sebagai saingan atau mereka takut akan kehilangan kasih sayang orang tua • Tingkah laku negatif mungkin muncul dan merupakan petunjuk derajat stress pada kakak-kakak ini • Tingkah laku negatif ini mungkin berupa masalah tidur, peningkatan upaya menarik perhatian, kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti ngompol, atau menghisap jempol. • Beberapa anak mungkin memperlihatkan tingkah laku bermusuhan terhadap sang ibu, terutama bial ibu menggendong bayi atau memeberi makan • Tingkah laku ini merupakan manifestasi rasa iri dan frustasi yang dirasakan kakak-kakak ini bila mereka melihat perhatian sang ibu diberikan kepada orang lain. • Orang tua harus mencari kesempatan-kesempatan untuk menegaskan kembali kasih sayang mereka untuk kakak yang sedang rapuh ini • Anak prasekolah mungkin akan lebih banyak melihat daripada menyentuh • Sebagian besar akan menghabiskan waktu dekat dengan bayi dan berbicara kepada ibu tentang bayi ini • Lingkungan yang relaks dan biasa tanpa dibatasi waktu yang akan mempermudah interaksi anak-anak yang muda dengan bayi • Sang kakak harus diberikan perhatian khusus oleh orang tua, pengunjung dan bidan yang sepadan dengan yang diberikan kepada bayi baru Adaptasi kakak Balita • Bagaimana cara kakak menyesuaikan diri dengan kelahiran bayi akan sangat bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan anak-anak • Anak-anak yang sangat muda, 2 tahun atau kurang, tidak menyadari perubahan pada ibunya yang sedang hamil dan tidak mengerti bahwa akan lahir seorang adik laki-laki atau perempuan karena balita belum mempunyai persepsi waktu • Banyak orang tua yang menangguhkan pemberitahuan sampai dekat dengan saat kelahiran • Meskipun sulit untuk mempersiapkan anak yang masih sangat muda untuk menyongsong kelahiran bayi, seorang bidan dapat memberikan saran yang membantu - Pertama, segala perubahan dalam susunan tidur bersama harus dibuat beberapa minggu sebelum kelahiran supaya balita tersebut tidak merasa disingkirkan oleh bayi yang baru - Kedua, orang tua dapat mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan mereka untuk menanyakan balita tersebut apakah dia iri dan menyesali adanya adik, apabila si balita harus dapat berbagi waktu dan perhatian dengan si bayi - Hanya apabila si balita merasa aman terhadap kasih sayang orang tuanya, baru dapat diharapkan seorang anak berumur 2 tahun dapat menyongsong kedatangan “orang lain” - Sangat penting diyakinkan secara berulang kali yang utama bagi orang tua adalah kasih sayang mereka kepada si balita - Dapat diajarkan kepada orang tua untuk menerima perasaan kuat/hebat yang diperlihatkan balita, seperti marah, iri atau kesal, tanpa menghakimi dan selalu memperkuat kasih sayang terhadap anak tersebut Anak yang lebih tua • Anak yang lebih tua, dari usia 3-12 tahun, lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan mungkin menyadari akan terjadinya kelahiran bayi • Anak-anak ini mungkin akan tertarik untuk memperhatikan perut ibu, dan merasakan pergerakan janin. Mereka akan senang mendengarkan denyut jantung janin, dan mungkin mempunyai beberapa pertanyaan tentang cara bayi dikeluarkan dari perut • Mereka umumnya mengerti si bayi akan merupakan adik laki-laki atau perempuan dan sangat menunggu kehadiran bayi • Namun mereka mungkin mengharapkan bayi yang lahir langsung sudah dapat dibuat bermain dan sering kaget melihat betapa kecil dan tak berdayanya si bayi • Anak-anak yang telah sekolah akan mendapat keuntungan bila diikutsertakan dalam persiapan menyongsong bayi • Mereka sering senang mengukur besar dan perkembangan janin dan mencatat di kalender • Mereka tertarik untuk mempersiapkan tempat untuk bayi tidur dan mengumpulkan barang-barang keperluan bayi • Anak-anak ini harus diajak untuk merasakan pergerakan janin, dan banyak diantara mereka yang mendekat ke perut ibunya dan berbicara dengan si janin • Anak-anak yang lebih tua juga mendapat rasa tenteram dan menikmati waktu bersama orang tua • Anak-anak yang berumur 3 tahun pun akan mendapat keuntungan dari kelas-kelas (kelas khusus persiapan menjadi orang tua/parent education program) untuk persiapan sebagai kakak • Mereka diajak untuk membawa boneka sehingga mereka dapat belajar cara mengasuh bayi • Kelas-kelas ini juga merupakan kesempatan untuk dapat berdiskusi mengenai perubahan-perubahan dalam keluarga akibat adanya bayi yang baru • Dalam beberapa keadaan, anak berumur 3 tahun sudah diperbolehkan hadir saat persalinan • Bila anak yang muda ini akan hadir untuk peristiwa persalinan, mereka harus mengikuti kelas yang akan mempersiapkan mereka untuk peristiwa tersebut • Seseorang yang sudah dikenal harus hadir untuk dapat menerangkan apa yang sedang terjadi dan menenangkan mereka atau membawa mereka keluar ruangan kalau mereka takut Remaja • Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka • Ada remaja yang malu karena kehamilan berarti ada hubungan seksual antara orang tua mereka • Mereka mungkin jijik melihat perubahan fisik ibu • Banyak remaja yang sangat larut dalam perkembangan mereka sendiri yang meliputi : - Pengenduran ikatan kepada orang tua dan menghadapi perkembangan seksualitas mereka sendiri - Mereka mungkin tidak peduli terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan mereka sendiri, namun ada remaja yang justru menjadi sangat terlibat dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi. (untuk mendapatkan materi lengkap tentang materi ini, dapat dilihat pada buku sumber dibawah ini) Sumber : Marmi, 2011, Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

PENGGUNAAN KONDOM KATETER PADA PENANGANAN PERDARAHAN POSTPARTUM

PENDAHULUAN Perdarahan pasca persalinan ( Postpartum Hemorrhage = PPH ) sampai saat ini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Kelahiran bayi adalah suatu proses normal, tetapi adakalanya ditemui kejadian morbiditas dan mortalitas maternal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi pada kala ketiga persalinan. Kematian maternal adalah suatu tragedi dan merupakan kerugian besar bagi masyarakat dan suatu bangsa. Sekitar setengah juta wanita mati tiap tahun akibat proses kelahiran bayi dan kehamilan. Sekitar seperempat di antara mereka mengalami komplikasi yang terjadi pada kala ketiga persalinan. Di Inggris risiko kematian maternal akibat postpartum hemorrhage adalah satu per 100.000 kelahiran, sedangkan di negara berkembang adalah satu per 1000 kelahiran. Di Malaysia dari tahun 1995-1996 menunjukkan bahwa postpartum hemorrhage sebagai penyebab utama dari kematian maternal. Kala ketiga persalinan digambarkan sebagai suatu proses berlanjut yang mulai dengan lahirnya janin dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Umumnya sekitar 5 sampai 10 beberapa menit, tetapi tidak sampai melebihi dari 30 menit. Angka kematian maternal ( Maternal Mortality Rate = MMR ) di Amerika Serikat pada tahun 1995 sebanyak 7,1/100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbanyak dari MMR tersebut adalah perdarahan, emboli, hipertensi dalam kehamilan, kardiomiopati serta karena komplikasi anastesi. Sedang di Amerika Tengah, yaitu di Meksiko dan sekitarnya, MMR terrendah adalah di Kostarika sebanyak 29/100.000 dan tertinggi di Guatemala yaitu 190/100.000. Penyebab kematian terbanyak juga adalah perdarahan. Sedang di Asia Tenggara Negara kita masih menduduki angka tertinggi yaitu sebanyak 307/100.000 ( SDKI tahun 1998-2002 ), penyebab kematian tertinggi juga sama, yaitu perdarahan ( 28% ) disusul Preeklamsia-eklamsia dan infeksi masing-masing sebanyak 13% dan 10%. Secara keseluruhan di seluruh dunia ini kematian maternal sebanyak 600.000 pertahun dan yang disebabkan oleh PPH sebanyak 125.000 wanita pertahun. Penanganan ada dua bagian, yaitu suportif dengan perbaikan keadaan umum, penambahan cairan, darah serta komponen-komponennya. Yang kedua adalah penanganan kausatif, yaitu melakukan identifikasi penyebab perdarahan dan usaha untuk menghentikannya. Ada beberapa cara untuk menghentikan perdarahan yaitu, pertama: pemberian uterotonika dengan oksitosin, metil ergometrin atau prostaglandin. Kedua: hemostasis secara mekanis dengan manual atau digital plasenta, kuret sisa plasenta, kompresi manual ataupun packing. Ketiga: dengan cara pembedahan, yaitu penjahitan laserasi, ligasi pembuluh darah ataupun dilakukan histerektomi. PATOFISIOLOGI PPH Perdarahan postpartum / Postpartum Hemorrhage ( PPH ) terjadi karena adanya perdarahan yang banyak yang pada umumnya berasal dari tempat implantasi plasenta atau adanya laserasi jalan lahir. Penyebab PPH terbanyak adalah atonia uteri, kelainan imlantasi plasenta dan laserasi jalan lahir. Pada PPH yang penting adalah menentukan etiologinya dan memberikan penanganan yang sesuai. Walaupun pengetahuan tentang penyebab perdarahan pasca persalinan telah banyak diketahui dan darah sudah banyak tersedia tetapi kematian yang disebabkan oleh PPH ini masih menduduki tempat yang tinggi baik di Negara maju maupun di Negara-negara berkembang. PPH dapat terjadi langsung yang disebut PPH primer / dini dan dapat pula terjadi setelah 24 jam kemudian yang disebut PPH sekunder / lambat. Definisi PPH tergantung dari jenis persalinan yang terjadi. Pada persalinan pervaginam, PPH didefinisikan sebagai terjadinya perdarahan > 500 cc, sedangkan pada seksio sesarea sebanyak > 1000 cc. PPH seringkali tidak dilaporkan, karena penilaian jumlah perdarahan cenderung under-estimated, terutama bila keadaan ibu pasca salin dalam keadaan baik. Karena sukar untuk menilai berapa banyak insidens PPH yang sebenarnya, American College of Obstetricians and Gynecologist yaitu menetapkan kriteria penurunan > 10% dari kadar hematokrit sebelum dan sesudah persalinan. secara garis besar PPH mengenai 4 – 6% dari seluruh persalinan. Dengan adanya peningkatan jumlah volume plasma dan sel darah merah yang meningkat pada wanita hamil ( 30 – 50% ) serta adanya peningkatan cardiac output, maka dibandingkan wanita tidak hamil, wanita hamil lebih mudah berkompensasi terhadap adanya perdarahan dengan cara meningkatkan tahanan vaskuler perifer sehingga tekanan darah tidak menurun dan dapat menjamin kelancaran perfusi organ. Baru setelah kemampuan peningkatan vaskuler terlampaui maka terjadilah penurunan tekanan darah, cardiac output dan perfusi organ sehingga menimbulkan gejala klinis dari PPH. Mekanisme penghentian perdarahan pasca persalinan berbeda dengan tempat lain dimana faktor vasospasme dan pembekuan darah sangat penting, pada perdarahan pasca persalinan penghentian perdarahan pada bekas implantasi plasenta terutama karena adanya kontraksi dan retraksi miometrium sehingga menyempitkan dan membuntu lumen pembuluh darah. Adanya sisa plasenta atau bekuan darah dalam jumlah yang banyak dapat mengganggu efektivitas kontraksi dan retraksi miometrium sehingga dapat menyebabkan perdarahan tidak berhenti. Kontraksi dan retraksi miometrium yang kurang baik dapat mengakibatkan perdarahan walaupun sistem pembekuan darahnya normal, sebaliknya walaupun sistem pembekuan darah abnormal asalkan kontraksi dan retraksi miometrium baik akan menghentikan perdarahan. FAKTOR PREDISPOSISI PERDARAHAN DARI TEMPAT IMPLANTASI PLASENTA KONTRAKSI HIPOTONIK = ATONIA UTERI • Obat-obat anastesi • Uterus overdistensi – janin besar, hamil multiple, hidramnion • Persalinan lama • Persalinan terlalu cepat • Setelah induksi / akselerasi persalinan • Multi-Paritas • Riwayat HPP TERTINGGALNYA JARINGAN PLASENTA • Adanya sisa kotiledon atau adanya lobus suksenturiata • Kelainan implantasi – akreta, inkreta, perkreta PERDARAHAN JALAN LAHIR • Episiotomi yang lebar atau meluas ( ekstensi ) • Laserasi perineum, vagina, atau serviks • Ruptura uteri GANGGUAN KOAGULASI Atonia uteri merupakan penyebab PPH yang terbanyak. Walau tanpa ada faktor predisposisi, atonia uteri dapat terjadi pula pada setiap persalinan, sehingga perlu selalu dilakukan observasi dan monitor kontraksi uterus pasca persalinan. Diagnosis atonia uteri dapat dibedakan secara cepat dari laserasi jalan lahir berdasarkan kontraksi uterusnya, bila kontraksi baik perdarahan banyak maka kemungkinan besar ada laserasi jalan lahir, sedang bila kontraksi kurang baik maka atonia uteri. Atonia uteri dapat pula bersamaan laserasi jalan yang merupakan penyebabnya, sehingga pemeriksaan jalan lahir, yaitu vagina, serviks dan uterus harus dikerjakan pada setiap PPH. PENANGANAN PPH Tujuan utama penanganan PPH adalah (1) mengembalikan volume darah dan mempertahankan oksigenasi (2) menghentikan perdarahan dengan menangani penyebab PPH. Idealnya stabilisasi dilakukan lebih dulu sebelum tindakan definitif dikerjakan, tetapi hal ini kadang-kadang tidak mungkin dikerjakan sendiri-sendiri melainkan seringkali dikerjakan perbaikan keadaan umum ( resusitasi ) sambil dilakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan tersebut. Pada saat awal resusitasi cairan juga diambil sample darahnya untuk diperiksakan laboratorium sederhana dahulu, yaitu paling tidak kadar Hemoglobin, Hematokrit, Lekosit, Trombosit, Faal Pembeku Darah atau dikerjakan pemeriksaan Waktu Pembekuan Darah dan Waktu Perdarahan secara langsung. Oleh karena penyebab PPH terbanyak adalah karena atonia uteri, maka langkah pertama dari penanganannya adalah dengan pemijatan uterus, kompresi bimanual, tampon utero-vaginal, sementara obat uterotonika tetap diberikan. Bila penanganan dengan non operatif ini tidak berhasil baru dilakukan penanganan secara operatif secara laparotomi pemakaian metode B-Lynch, pengikatan Arteri Uterina, Ovarika atau Hipogastrika ( Iliaka Interna ). Bila dengan cara ini juga belum berhasil menghentikan perdarahan, dilakukan Histerektomi. Pemberian tampon ( packing ) uterovagina dengan kassa gulung dapat merugikan karena memerlukan waktu untuk pemasangannya, dapat menyebabkan perdarahan yang tersembunyi atau bila ada perembesan berarti banyak darah yang sudah terserab di tampon tersebut sebelumnya dan dapat menyebabkan infeksi. Tetapi dapat pula menguntungkan bila dengan tampon tersebut perdarahan bisa berhenti sehingga tidak diperlukan tindakan operatif atau tampon digunakan untuk menurunkan perdarahan sementara sambil menunggu penanganan operatif. Alternatif dari pemberian tampon selain dengan kassa, juga dipakai beberapa cara yaitu : dengan menggunakan Sengstaken-Blakemore tube, Rusch urologic hydrostatic balloon catheter ( Folley catheter ) atau SOS Bakri tamponade balloon catheter. Pada tahun 2003 Sayeba Akhter dkk mengajukan alternatif baru dengan pemasangan kondom yang diikatkan pada kateter. Dari penelitiannya disebutkan angka keberhasilannya 100% ( 23 berhasil dari 23 PPH ), kondom dilepas 24 – 48 jam kemudian dan tidak didapatkan komplikasi yang berat. Indikasi pemasangan kondom sebagai tampon tersebut adalah untuk PPH dengan penyebab Atonia Uteri. Cara ini kemudian disebut dengan Metode Sayeba. Metode ini digunakan sebagai alternatif penanganan HPP terutama sambil menunggu perbaikan keadaan umum, atau rujukan. Cara pemasangan tampon kondom menurut Metode Sayeba adalah secara aseptik kondom yang telah diikatkan pada kateter dimasukkan kedalam cavum uteri. Kondom diisi dengan cairan garam fisiologis sebanyak 250-500 cc sesuai kebutuhan. Dilakukan observasi perdarahan dan pengisian kondom dihentikan ketika perdarahan sudah berkurang. Untuk menjaga kondom agar tetap di cavum uteri, dipasang tampon kasa gulung di vagina. Bila perdarahan berlanjut tampon kassa akan basah dan darah keluar dari introitus vagina. Kontraktilitas uterus dijaga dengan pemberian drip oksitosin paling tidak sampai dengan 6 jam kemudian. Diberikan antibiotika tripel, Amoksisilin, Metronidazol dan Gentamisin. Kondom kateter dilepas 24 – 48 jam kemudian, pada kasus dengan perdarahan berat kondom dapat dipertahankan lebih lama. Tamponade Uterus dengan Kondom Kateter Tamponade uterus merupakan salah satu upaya mengontrol perdarahan postpartum karena atonia. Prinsif kerjanya adalah menekan cavum uteri dari sisi dalam ke arah luar dengan kuat sehingga terjadi penekanan pada arteria sistemik serta memberikan tekanan hidrostatik pada a. uterina. Dulu, tamponade uterus menggunakan kassa yang telah dipadatkan. Namun tamponade dengan kassa ini menuai issu infeksi tinggi dan risiko trauma. Selain itu, jika tampon kurang padat dapat mengakibatkan perdarahan tersembunyi. Saat ini tamponade uterus dilakukan dengan balon. Ada beberapa macam balon, namun kali ini saya akan membicarakan penggunaan kondom kateter. Ini dipilih karena efektif (rata-rata 15 menit paska pemasangan maka perdarahan akan berkurang bahkan berhenti). Cara ini juga jauh sangat murah dibanding jenis balon lain, ketersedian relatif ada dan mudah dilakukan oleh profesional di daerah layanan primer. Langkah pemasangan tamponade kateter kondom adalah sbb: 1. Mempersiapkan alat: * Baki steril berisi kondom, benang, kateter no. 24, DC, jegul, klem ovarium, spekulum sim (2 bh), handscoen. * Set infus+cairan (normal saline). * Bengkok. 2. Posisi pasien lithotomi. 3. Penolong dan asisten memasang sarung tangan. 4. Masukkan kateter pada kondom, ikat dengan benang yang kuat dan ikatan yang kuat 5. Dengan bantuan spekulum sim dan klem untuk melihat area, masukkan kateter kondom dalam cavum uteri. 6. Bagian luar kateter disambungkan dengan ujung tali infus dan difiksasi dengan benang. Alirkan cairan (normal saline) grojok melalui kateter ke dalam kondom di cavum uteri sampai seluruh cavitas penuh (ditandai dengan terhentinya aliran cairan). Jika telah penuh, masukkan jegul pada vagina untuk memfiksasi. Observasi perdarahan dan kontraksi uterus selama pemasangan kondom kateter 24-48 jam, sambil diberikan drip oksitosin untuk mempertahankan kontraksi uterus (minimal sampai 6 jam paska tindakan) dan dilindungi dengan triple regimen antobiotik selama 7 hari sbb: * Amoksisilin 500 mg tiap 6 jam * Metronidazole 500 mg tiap 6 jam * Gentamisin 80 mg tiap 8 jam 7. Jika terjadi perbaikan maka normal saline dalam kondom kateter dikurangi bertahap yaitu 20 ml tiap 10-15 menit. Adjar Wibowo. Penggunaan kondom kateter pada penanganan perdarahan post partum. Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Unlam/RSUD ulin Banjarmasin