Kamis, 13 Agustus 2009

ANEKA MITOS MENYUSUI



ANEKA MITOS MENYUSUI

Banyaknya mitos tentang menyusui membuat ibu menjadi kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada anaknya, ketakutan yang tidak beralasan malah makin membuat ibu-ibu berhenti menyusui dan memilih susu buatan sebagai alternatif. Diantara mitos-mitos itu adalah:

1. Menyusui mengubah bentuk payudara wanita
Hal ini tidak benar, yang benar adalah kehamilanlah yang menyebabkan bentuk payudara berubah. Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya banyak hormon, yang salah satunya menyebabkan pembentukan ASI yang mengisi payudara. Tentu saja payudara yang pernah terisi ASI berbeda dengan payudara yang belum pernah terisi ASI. Dan besarnya perubahan ini tergantung dari faktor turunan, usia, dan juga penambahan berat badan selama masa kehamilan. Besarnya perubahan bentuk payudara sangat tergantung dari turunan (berediter), usia, dan juga oleh penambahan berat badan pada waktu kehamilan.

2. Menyusui menyebabkan kesukaran menurunkan berat badan
Ini juga tidak benar. Berdasarkan data yang ada, justru ditemukan banyak bukti bahwa ibu yang menyusui justru akan mengalami penurunan lebih cepat dibandingkan pada wanita yang tidak menyusui. Ini dikarenakan, selama menyusui lemak yang ada di dalam tubuh ibu akan banyak digunakan dalam proses menyusui.

3. ASI belum keluar pada hari-hari pertama sehingga perlu diberikan tambahan susu formula.
Sebenarnya pada hari pertama kehidupannya belum memerlukan makanan, jadi tidak diperlukan pemberian susu formula. Jika pada usia 30 menit pertama kehidupannya, bayi arus segera disusui tujuan utamanya bukanlah untuk pemberian nutrisi, tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan mempersiapkan ibu mulai memproduksi ASI. Ternyata gerakan reflek menghisap pada bayi mencapai puncaknya 20-30 menit setelah kelahirannya, selain itu setelah 30 menit pertama bayi akan melalu fase tidur, dimana kebanyakan bayi lebih menyukai tidur.
Jika prelactal feeding/cairan lain bukan ASI diberikan hal ini hanya merugikan ibu dimana proses pembentukan ASI terlambat. Dan juga merugikan bayi, dimana bayi akan kurang mendapatkan kolostrum. Bila bayi kurang atau tidak mendapat colostrom, akan lebih sering menderita mencret atau penyakit lain terutama bila susu formula atau cairan prelactal lainnya tercemar. Sehingga bayi akan mudah terkena penyakit. Selain itu bila cairan prelactal diberikan dengan dot, kemungkinan bayi akan mengalami kesukaran minum pada putting susu ibunya atau “bingung putting” (nipple confusion).

4. Ibu pekerja tidak dapat memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan
Mitos tersebut sangat tidak benar, buktinya banyak ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan, tanpa cuti tambahan. Kunci utamanya adalah memberi bayi ASI perahan/pompa.
Pada ibu bekerja, cara antara lain untuk tetap dapat memberikan ASI Eksklusif pada bayinya adalah dengan memberikan ASI peras/perah-nya pada bayi selama ibu bekerja. Selama ibu ditempat bekerja, sebaiknya ASI diperah minimum 2x 15 menits. Memerah ASI sebaiknya hanya menggunakan jari tangan, tidak menggunakan pompa yang berbentuk terompet. ASI perah tahan 6-8 jam di udara luar, 24 jam di dalam termos berisi es batu, 48 jam dalam lemari es, dan 3 bulan, apabila berada dalam freezer. Dengan bantuan “Tempat Kerja Sayang Ibu”, yaitu tempat kerja yang memungkinkan karyawati menyusui secara eksklusif, keberhasilan ibu bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif akan menjadi lebih besar lagi

5. Payudara kecil tidak akan menghasilkan ASI yang cukup
Mitos ini juga tiak benar. Besar kecil ukuran payudara tidak menentukan banyak sedikitnya jumlah produksi ASI. Karena besar kemungkinan bahwa payudara besar hanya mengandung lebih banyak jaringan lemak dan ASI dibentuk oleh jaringan kelenjar pembentuk ASI/alveoli.

6. ASI yang pertama kali keluar harus dibuang karena kotor
Mitos yang sangat salah, justru ASI yang keluar pertama kali sampai hari ke-7 ini jauh lebih bermanfaat untuk bayi. Karena ASI ini justru mengandung banyak nutrisi dan zat kekebalan tubuh yang dibutuhkan oleh bayi. Asi yang keluar pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 s/d hari ke-7, dinamakan Colostrum, atau susu Jolong. Cairan jernih kekuningan itu mengandung zat putih telur, atau protein dalam kadar yang tinggi, zat anti infeksi, atau zat daya tahan tubuh (immunoglobulin), dalam kadar yang lebih tinggi dari pada susu mature , disamping itu juga mengandung laktosa, atau hidrat arang, dan lemak, dalam kadar yang rendah, sehingga mudah dicerna. Volume Colostrum bervariasi antara 10 cc sampai 100 cc per hari, volume yang rendah ini memberikan beban yang minimal bagi ginjal bayi yang belum mantang. Dalam penelitian Colostrum terbukti sangat bermanfaat bagi bayi prematur dan bayi sakit.

7. ASI ibu yang kurang gizi, kualitasnya tidak baik
Bayi dan ASI sebenarnya bersifat parasit. Sampai batas tertentu, kualitas dan kuantitas ASI akan tetap dipertahankan walaupun harus mengorbankan gizi ibu. Kualitas ASI baru akan berkurang apabila ibu menderita kurang gizi tingkat ke-3

8. ASI tidak cukup dan kering, bayi tidak cukup mendapatkan ASI karena bayi rakus/minumnya banyak
Dari 100 ibu yang mengatakan bahwa produksi ASI-nya kurang, berdasarkan penelitian ternyata hanya dua ibu yang benar-benar mengalami kekurangan roduksi ASI. Sedangkan yang lainnya sebenarnya mendapatkan produksi ASI yang cukup, tetapi kurang mendapakan informasi manajemen laktasi yang benar, posisi menyusui yang kurang tepat dan terpengaruh oleh mitos-mitos menyusui sehingga produksi ASI terhambat.
Produksi ASI ini juga dipengaruhi oleh proses pengosongan payudara. Semakin sering payudara dikosongkan, maka semakin sering dan banyak pula payudara memproduksi ASI. ASI diproduksi sesuai dengan jumlah permintaan dan kebutuhan bayi. Selama bayi masih melanjutkan permintaannya akan ASI, dengan masih mengisap ASI, selama itu payudara Ibu akan tetap melanjutkan produksinya

9. Jika ASI mengandung residu peptisida (Dioxin, DDT, PCBs) dan bahan beracun, sejauh mana bahayanya bagi bayi ?
Banyak ibu yang gelisah dengan adanya laporan menakutkan tentang tercemarnya susu sapi dan Asi oleh zat beracun yang dapat membahayakan bayi. Sebenarnya tidak ditemukan bukti secara kedokteran adanya bayi yang sakit karena ASI yang mengandung zat-zat beracun ini.
Didapatkan bukti bahwa menyusui mungkin bahkan dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa zat kimia yang beracun tertentu. Pada kecelakaan kebocoran reaktor di Chernobyl didapatkan bahwa kadar zat radio aktif dalam ASI jauh lebih sedikit dari kadar zat ini dalam tubuh ibu. Keadaan ini membuat para ahli berkesimpulan, adanya suatu mekanisme tubuh tertentu yang menyaring racun sehingga didapatkan konsentrasi yang rendah dalam ASI.

Untuk mengurangi kontaminasi ASI dengan zat racun, ibu hamil atau menyusui disarankan untuk melakukan beberapa tindakan seperti dibawah ini :
a. Tidak memakan ikan tawar yang telah diketahui terkontaminasi
b. Mengupas dan mencuci buah dan sayur dengan benar untuk meghindari residu peptisida
c. Membuang lemak daging, ayam atau ikan karena bahan kimia berbahaya umumya melekat di lemak
d. Menghindari produk makanan yang banyak mengandung lemak mentega
e. Tidak melakukan diet berat saat menyusui karen penurunan berat badan secara tiba-tiba dapat memobilisasi sel lemak dan melepaskan zat kimia berbahaya yang umumnya terikat pada lemak dan memungkinkan mencapai tubuh bayi
f. Menghindari pemakaian peptisida dan tempat-tempat peptisida digunakan



10. Menyusui itu merepotkan
Coba Anda bandingkan, lebih repot mana antara menyusui atau tidak menyusui ? Kalau menyusui, Anda bisa memberikannya kapan saja dan di mana saja. Tidak perlu repot-repot membersihkan botol dan segala perangkatnya, tidak perlu menakar, tidak perlu repot memjinjing semua perlengkapan, dan tidak perlu waktu lama untuk menyiapkan. ASI sangat praktis, dimana bayi menginginkan Anda bisa memberikannya, Anda tinggal membuka payudara kemudian menyodorkan puting ke mulut bayi. Suhunya pasti pas, takarannya dijamin pas dan ibu tidak perlu repot-repot menjinjing apa-apa. Kalau Anda merasa risih menyusui di tempat umum, maka sebaiknya anda membuat model baju yang memungkinkan Anda menyusui tanpa harus mempertontonkan payudara.
11. Sebelum menyusui harus diperas sedikit dulu untuk membuang susu basi
Memeras/mengeluarkan sedikit ASI sebelum memuai menyusui itu benar dan memang dianjurkan. Tetapi bukan untuk membuang susu yang sudah basi. Tidak ada istilah ASI basi selama masih berada di dalam payudara ibu. Hal ini dimaksudkan agar kondisi payudara tidak terlalu kejang dan keras sehingga aliranya terlalu keras yang bisa membuat bayi kesulitan menyusui. Dan benar juga bila setelah diperas sedikit, kemudian ASI tersebut di oleskan pada puting dan areola. Hal ini diperlukan mengingat didalam ASI mengandung antibiotik dan steril, dengan begitu diharapkan puting dan areola cukup bersih untuk diisap bayi meskipun tanpa harus mencucinya terlebih dahulu
12. Setelah bersalin haruslah meminum jamu dan membuat masakan dari tumbuh-tumbuhan yang bertonik untuk melancarkan ASI
Mengkonsumsi sayuran dan makanan berserat tinggi memang baik bagi ibu nifas dan menyusui. Tetapi perlu diingat, bahwa tidak semua jamu tradisional bisa diterima oleh bayi. Tidak jarang karena hal tersebut banyak mendatangkan efek buruk bagi bayi, seperti bayi mencret, badan panas, demam kuning dan sebagainya. Dan perlu diingat juga bahwa tonik juga mengandung alkohol yang tidak bagus bagi siapapun. Bagi orang dewasa saja tidak boleh apalagi untuk bayi, yang pencernaannya masih sangat halus dan sensitif.
13. Bayi yang gemuk dan montok adalah bayi yang sehat
Tidak sepenuhnya hal ini benar. Apabila terlalu banyak memberikan bayi kita nutrisi secara berlebihan akan bisa menyebabkan bayi Obesitas (Berat badan berlebihan). Itulah gunanya posyandu diadakan, dengan menimbang berat bayi sebulan sekali, sekaligus memantau perkembangan normal berat bayi. Jadi hati-hati, apabila bayi anda mengalami pengingkatan berat badan yang cukup drastis.
14. Menjaga makanan ibu saat dalam masa pantangan hanya dengan memberinya nasi dan ikan kering serta sedikit air saja.
Hal ini jelas tidak benar. Justru waktu inilah ibu membutuhkan gizi dan nutrisi yang lebih banyak dari sebelumnya. Ketika menyusui ibu membutuhkan tambahan nutrisi 2 kali lebih banyak dari biasanya, yang akan dipergunakan untuk memproduksi ASI yang dibutuhkan oleh bayi. Lalu kalau hanya makan nasi, ikan asin dan air pun sedikit, bagaimana bisa menghasilkan ASI yang berkualitas bagi kesehatan dan kecerdasan bayi?....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar