Jumat, 17 April 2009

DARAH KOTOR

DARAH KOTOR

"Idiiiih ... idiiih darah kotor, ya?" Kalimat ini pernah sekali waktu hampir setiap malam muncul dalam tayangan iklan di televisi. Apa iya ada darah kotor? Tulisan ini akan meluruskan pengertian yang menyimpang untuk menghilangkan kekhawatiran sementara kalangan.
Istilah darah kotor, menurut dr. Bahdar T. Johan, Sp.PD., dari RS Internasional Bintaro, Tangerang, Banten merupakan persepsi salah yang sudah memasyarakat di kalangan awam. Masyarakat beranggapan bahwa darah yang kotor akan menimbulkan bisul, jerawat, kulit kemerahan, dan sebagainya. Persepsi ini semakin diperkuat oleh iklan produk obat tradisional di televisi.

Padahal, dalam dunia kedokteran, darah tidak ada yang kotor. Semua darah bersih dan dapat digunakan dengan baik. Memang, ada darah yang mengandung banyak CO2 (karbon dioksida, hasil dari metabolisme tubuh) dan sedikit O2 (oksigen), biasanya darah yang berada dalam pembuluh darah balik. Dalam dunia medis, darah ini harus melalui proses pembersihan sebelum digunakan untuk metabolisme kembali. “Proses pembersihan ini bukan berarti darah itu kotor, tetapi darah tersebut harus dibebaskan dari CO2 dan harus diisi O2,” tegas Bahdar.

Proses pembersihannya, setelah menyuplai beragam zat ke seluruh tubuh, darah kemudian balik ke jantung. Darah yang mengandung banyak CO2 kemudian masuk ke dalam bilik kanan jantung, kemudian dipompa ke paru-paru. Di paru-paru, darah tersebut disaring, CO2 dikeluarkan lewat napas yang keluar dan diisi O2. Setelah itu, darah akan masuk ke bilik kiri jantung dan dipompa ke ginjal. Di ginjal darah dibersihkan lagi dari kandungan racun, seperti kreatinin. Setelah dibersihkan, darah akan menyebar ke seluruh bagian tubuh.

Namun, bila terjadi masalah pada jantung, paru-paru, dan ginjal, kebersihan darah sangat mungkin terganggu. Dalam situasi seperti ini, bisa saja darah menjadi kotor. Misalnya, kebocoran pada jantung bisa menyebabkan tercampurnya darah yang belum dibersihkan dengan darah yang sudah bersih, TBC bisa menyebabkan kadar CO2 menumpuk, dan gagal ginjal bisa menyebabkan zat racun menetap di dalam darah. Tak heran bila orang berpenyakit paru yang sudah kronis, kadar CO2-nya sangat tinggi.

Namun, anggapan darah yang kotor ini tidak seperti yang dibayangkan oleh awam. “Awam, kan, membayangkan darah kotor akan menyebabkan bisul, jerawat, atau yang lainnya, padahal tidak demikian.” Tumbuhnya bisul atau jerawat bukan karena darah yang kotor melainkan karena kulit yang bermasalah. Misalnya, infeksi kelenjar minyak pada kulit, yang akhirnya membuat kuman masuk ke dalam dan timbullah bisul atau yang lainnya, atau juga karena alergi.

Mitos lain menggunakan istilah "darah kotor" untuk menggambarkan apa yang disebut nanah. Dalam mitos itu dipercaya bahwa bila darah kita kalah berperang melawan kuman penyakit maka sakitlah kita dan darahnya menjadi "kotor" seperti yang terdapat pada bisul atau luka.

Tampaknya inilah yang dimaksud dengan "darah kotor" dalam iklan TV itu. Sebab, ternyata yang ingin diinformasikan adalah obat bisul, jerawat, gatal-gatal, dan biang keringat. Tak jelas, apakah iklan itu perwujudan dari kerancuan tentang istilah "darah kotor" atau memang memanfaaatkan kerancuan itu sebagai taktik dagang. Yang jelas, bisul, jerawat, gatal-gatal, biang keringat, bukan disebabkan oleh darah kotor karena memang tak ada darah yang kotor.

Memang benar, ada komponen darah kita yang bertugas "bertempur" melawan kuman tetapi kuman tidak akan membuat darah menjadi kotor. Yang benar, bila kebersihan diri (higienis) tidak terpelihara, khususnya kulit, banyak masalah dapat terjadi. Karena kotoran paling mudah melekat pada rambut dan pangkalnya, maka bagian itu menjadi pintu masuk (port d’entre) kuman untuk menimbulkan infeksi pada bagian kulit yang lebih dalam sehingga timbullah bisul.

Yang perlu dicermati adalah cara merawat berbagai kelainan kulit itu. Koreng dan eksem yang basah bernanah mungkin memerlukan kompres basah, sedangkan kelainan yang bersifat kering dapat diobati dengan krim. Mintalah dokter Anda menjelaskan cara mengompres yang benar sebab pengompresan yang salah dapat menyebabkan luka tak kunjung mengering. Kelainan kulit yang sudah mengering dapat diobati dengan krim atau salep.

Bisul biasanya akan sembuh sendiri. Bila bisulnya pecah yang perlu dilakukan hanya membersihkan nanahnya dengan larutan antiseptik. Sisa bisulnya akan sembuh sendiri. Jadi jelas, tak ada darah kotor, tidak ada juga penyakit darah kotor, yang ada hanyalah kebersihan diri yang buruk yang mengundang penyakit.

7 komentar:

  1. Jadi, ada atau nggak ubat utk sembuhkan peyakit ini... saya ada symptom nya, gatal, bisul, kulit merah, tapi nggak tau buat apa2.. bisa tolong saya?
    Syawal, Malaysia
    syawaly@gmail.com

    BalasHapus
  2. klo paru-paru basah apakah paru-paru kita terdapat darah kotornya ya ?

    BalasHapus
  3. saya ini mendapat penyakit bisul..besarnya wahhh menghampiri bola pingpong..sakitnya berdenyut2..bila ketemu doktor,kok dibilangnya darah saya kotor maka saya dijangkiti bisul. bila dipikirin, kok benar juga..sebabnya saya amat kurang bersenam jadi toksinnya lumayan..kalau hari cutinya 2 hari, kok saya seharian dikamar sambil nonton aja..camana pula tuan dokotr bilangnya tidak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya koq malah jadi pusing tentang darah kotor ini.saya pernah di bekam pas saya liat darahnya merah hitam jijik pokoknya.nah kata terapisnya itu darah kotor.mohon dibantu darah ini disebutnya apa?

      Hapus
  4. saya ini masih bingung tentang darah kotor,,,,
    saya memiliki jerawat yang banyak beberapa bulan ini,tapi sebelumnya tidak berjerawat, saya juga sering donor darah,,,nah yang saya tanyakan ada hubungannya apa tidak antara,,,darah kotor,donor darah, dan jerawat,,,
    mohon penjelasan.
    terima kasih

    BalasHapus
  5. iya, klo darah kotor memang identik dengan bisul pada umumnya. tanya dulu bu bidan, obat bisul apa ya?

    BalasHapus